Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) melaporkan perolehan laba bersih konsolidasi (unaudited) mencapai sebesar Rp1,9 triliun pada sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2020, menghasilkan earnings per share Rp 74,79.
Beberapa penyebabnya antara lain pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang turun sekitar 2,3% yoy menjadi Rp 9,25 triliun. Kemudian pendapatan non bunga atau non Interest Income turun 5,9% yoy dari Rp 3,21 triliun menjadi Rp 3,02 triliun.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan, menyusul berbagai program stimulus dari pemerintah dan bank sentral serta adanya relaksasi untuk mengatasi dampak COVID-19 di dalam negeri pada kuartal ketiga 2020, indikator ekonomi terbaru telah menunjukkan sejumlah tanda perbaikan. Meski demikian, prospek pemulihan ekonomi masih menantang.
“Dalam masa ini, kami berkomitmen terus mendukung karyawan, nasabah, dan masyarakat untuk menghadapi kondisi ini secara bersama-sama,” terangnya dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Jumat (6/11).
Baca Juga: Bunga deposito BCA 3,25%, BRI 3,75%, Bank Mandiri 3,75%, BNI 3,25%
Tigor menambahkan, pihaknya memiliki prioritas untuk meminimalisir dampak yang kurang baik bagi nasabah, dan senantiasa membantu pemulihan bisnis secara keseluruhan melalui program bantuan dan dukungan likuiditas tambahan.
Likuiditas, kualitas aset, dan manajemen biaya tetap menjadi fokus utama perseroan, dengan menerapkan prinsip kehati-hatian secara ketat untuk memastikan tingkat modal dan biaya pencadangan yang baik dalam mengantisipasi tantangan keuangan dan perekonomian ke depan.
Capital Adequacy Ratio (CAR) CIMB Niaga tercatat baik sebesar 20,88% per 30 September 2020. Dengan total aset mencapai Rp 281,7 triliun per 30 September 2020, CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset.
Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 211,9 triliun dengan rasio CASA sebesar 60,31%. Adapun Giro dan Tabungan mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 35,6% secara year on year (yoy) dan 16,6% yoy, sejalan dengan komitmen Bank untuk mengembangkan layanan digital dan meningkatkan customer experience.
Baca Juga: Cari bunga deposito tinggi di akhir pekan ini? Cek daftarnya di sini
Jumlah kredit yang disalurkan sebesar Rp 180,9 triliun, yang utamanya dikontribusikan oleh bisnis Consumer Banking yang tumbuh 4,1% yoy. “Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kami tumbuh 7,9% yoy, sementara Kredit Pemilikan Mobil (KPM) meningkat sebesar 7,0% yoy,” kata Tigor. Adapun secara total, realisasi kredit CIMB Niaga terkontraksi sekitar 5,6% secara yoy dan turun 2,8% secara kuartalan.
Di segmen perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan mencapai Rp 32,6 triliun tumbuh 4,7% yoy dan DPK sebesar Rp 35,1 triliun naik 32,0% yoy) per 30 September 2020.
“Kami fokus pada percepatan strategi Forward 23+ khususnya customer journey, digitalisasi, meningkatkan produktivitas, dan mencari peluang-peluang baru di tengah pandemi COVID-19. Kami juga senantiasa mendukung seluruh upaya pemerintah untuk membangkitkan perekonomian nasional,” Tigor menambahkan.
Baca Juga: Ekonomi kontraksi lagi, CIMB Niaga: Indonesia berada dalam resesi
CIMB Niaga terus mengembangkan produk-produk berbasis digital untuk melengkapi layanan yang diberikan melalui kantor cabang. Per 30 September 2020, 93,7% dari total transaksi nasabah telah dilakukan melalui layanan digital banking seperti OCTO Mobile, OCTO Clicks, Automated Teller Machines (ATM), dan Rekening Ponsel.
Untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya, CIMB Niaga terus berupaya untuk meningkatkan customer experience dengan menawarkan berbagai produk dan layanan yang komprehensif melalui 446 jaringan kantor (termasuk 27 Mobile Branch dan 34 Digital Lounge). Per 30 September 2020, jaringan Bank secara nasional didukung oleh 4.488 ATM, 278.181 Electronic Data Capture (EDC & QR), dan 922 Cash Deposit dan Recycle Machines.
Selanjutnya: PPATK dukung bank sentral Singapura hentikan penerbitan pecahan S$ 1.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News