Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Dua bank milik investor Malaysia terus berusaha memangkas rasio kredit bermasalah yang naik karena debitur masih mengalami kelesuan bisnis. Dua bank itu adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk menargetkan rasio kredit bermasalah akan berada di level 3% di akhir tahun 2016.
Direktur Keuangan Bank CIMB Niaga Wan Razly Abdullah menyampaikan, rasio NPL akan flat karena kondisi ekonomi yang belum stabil. Bank milik investor Malaysia ini menargetkan rasio NPL akan di bawah 4% hingga level 3% di akhir tahun 2016. “Kami targetkan NPL akan lebih baik lagi di tahun 2017,” katanya, belum lama ini.
Wan menambahkan, cara perusahaan untuk memperbaiki NPL adalah melakukan pembayaran pinjaman secara bertahap, penjualan penjaminan dan restrukturisasi. CIMB Niaga sendiri mengalami kesulitan dalam pelunasan pinjaman seperti menjual barang jaminan debitur karena tak banyak yang tertarik.
Ada pun, CIMB Niaga mencatat rasio NPL gross sebesar 3,90% dan NPL net sebesar 1,93% per semester II-2016. Wan menambahkan, jika rasio NPL kembali naik di semester II-2016 maka perusahaan akan menambah pencadangan. “Pencadanan masih ada tapi nilainya akan turun setiap kuartal,” tambahnya.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria menuturkan, rasio kredit bermasalah tak akan banyak berubah karena komoditas masih rendah. Maybank Indonesia akan menjaga rasio NPL di akhir tahun 2016 sama seperti level NPL di semester II-2016 yaitu NPL gross 3,85% (bank only) dan NPL net 2,48%.













