kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

CIMB Niaga ingin porsi kredit UKM capai 60%


Rabu, 12 Juli 2017 / 19:06 WIB
CIMB Niaga ingin porsi kredit UKM capai 60%


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Setelah masuk menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV, PT Bank CIMB Niaga Tbk akan lebih fokus untuk menyalurkan kredit ke segmen konsumer dan usaha kecil menengah (UKM).

Bank umum BUKU IV atau dikenal dengan bank kelas kakap lantaran bermodal inti di atas Rp 30 triliun.

Direktur Tresuri dan Pasar Modal CIMB Niaga, John Simon selain menyasar kedua segmen tersebut, pihaknya juga akan mendorong pertumbuhan dana murah atau current account and saving account (CASA). Dana murah ini didapat dari simpanan nasabah di tabungan dan giro.

"Kami fokus UKM dan konsumer sebagai strategi peningkatan (kredit), peningkatan CASA, serta disiplin pengelolaan biaya untuk memastikan cost income ratio terkendali," kata John saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (12/7).

Secara terpisah, Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menyebut, pihaknya menargetkan di tahun 2018 porsi kredit konsumer dan UKM dapat menjadi 60% sementara 40% sisanya merupakan kredit korporasi dan komersial.

"Saat ini (semester I) komposisi konsumer dan UKM sudah 50%, kita ingin 60% di 2018, pendorong konsumer antara lain dari KPR (kredit pemilikan rumah)," imbuh Lani.

Sementara itu, John menambahkan untuk mendorong pertumbuhan kinerja pihaknya akan memperkuat inovasi perseroan salah satunya melalui perbankan digital atau digital banking CIMB Niaga.

Adapun, hingga akhir tahun bank yang terafiliasi dengan CIMB grup ini mematok pertumbuhan kredit single digit sebesar 7% sampai 9%.

Sebagai informasi tambahan, berdasarkan laporan keuangan bulan Mei 2017, tercatat penyaluran kredit CIMB Niaga sebanyak Rp 159,29 triliun. Jumlah tersebut hanya tumbuh tipis sebesar 2,21% secara tahunan atau year on year (yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 155,84 triliun.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan hingga lima bulan pertama tahun ini tercatat turun 0,53% menjadi Rp 167,43 triliun. Penurunan ini menurut John diakibatkan karena perseroan ingin mengurangi porsi simpanan berjangka terhadap DPK dan meningkatkan dana murah.

"DPK itu akan kecil di bawah 10%, tapi CASA-nya naik besar, tapi deposito negatif. Kami lakukan ini untuk mengurangi beban bunga," kata John.

Benar saja, per Mei 2017 total penghimpunan deposito perseroan mengalami penurunan cukup tajam yakni 8,26% menjadi Rp 74,04 triliun setelah di periode tahun lalu sebesar Rp 80,71 triliun.

Sementara itu, CASA perseroan tercatat mengalami kenaikan sebanyak 6,58% secara yoy menjadi Rp 93,39 triliun.

Berdasarkan pencapaian tersebut, perseroan mencatatkan pertumbuhan aset cukup tipis atau hanya tumbuh 1,86% secara yoy menjadi Rp 234,04 triliun.

Kendati kredit dan DPK masih melambat, laba bersih CIMB Niaga secara tahunan mengalami kenaikan cukup signifikan di bulan Mei 2017 menjadi Rp 1,09 triliun atau tumbuh 86,49%.

"Kami masih lihat kinerja sesuai dengan RBB (rencana bisnis bank). Kami harap di semester II kredit sudah mulai ada (tumbuh)," ungkap John.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×