kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Dalam sebulan, kredit nganggur susut Rp 46 triliun


Jumat, 17 Juni 2011 / 16:16 WIB
Dalam sebulan, kredit nganggur susut Rp 46 triliun
ILUSTRASI. A worker wearing a protective mask walks as he cleans the floor past an electronic board displaying the stock market index at the Indonesia Stock Exchange (IDX), as the outbreak of the coronavirus disease (COVID-19) continues, in Jakarta, Indonesia, Septe


Reporter: Bernadette Christina Munthe, Roy Franedya, Nurul Kolbi |

JAKARTA. Ada yang menarik dari statistik perbankan Indonesia periode April 2011. Data itu menunjukkan, undisbursed loan atau fasilitas kredit yang sudah mendapat persetujuan bank, tapi belum dicairkan debitur, menyusut tajam. Dalam tempo sebulan (month to month/mtm), kredit mubazir turun 7,4% atau Rp 46,25 triliun menjadi
Rp 576,97 triliun.

Fenomena ini menyita perhatian, karena kredit mubazir selalu menunjukkan tren kenaikan. Dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya atau year on year (yoy) misalnya, undisbursed loan tumbuh 21,66%. Begitu pula jika menghitung dari akhir Desember 2010 atau year to date (ytd), naik 4,01%.

Bankir mengatakan, ini menunjukkan dunia usaha mampu menyerap kredit. Artinya, ekonomi membaik.

Penyusutan terbesar terjadi di kelompok bank asing. Debitur di bank mencairkan kredit Rp 35,88 triliun dalam sebulan, sehingga undisbursed loan turun ke Rp 92,77 triliun. Angka ini lebih rendah ketimbang Desember 2010 sebesar Rp 100,7 triliun.

Kelompok bank lain yang mencatatkan penurunan adalah bank pembangunan daerah (BPD), dari Rp 12,45 triliun menjadi 12,28 triliun (mtm). Bank BUMN membukukan kenaikan sebesar 0,49% menjadi Rp 154,10 triliun (lihat tabel).

Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI, mengatakan, memasuki kuartal II-2011 penarikan kredit memang mulai menanjak, karena banyak proyek pemda berjalan. "Ini terkait proses persetujuan APBD. Semakin cepat disetujui semakin cepat cair," katanya, Rabu (15/6).

Erzon, Direktur Bank Riau Kepri, memperkirakan, mulai kuartal III hingga akhir tahun nanti penarikan kredit akan tetap tinggi karena semakin banyak proyek yang berjalan.

Kedua petinggi BPD itu optimistis, jika suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) naik menjadi 7%, penarikan kredit tidak bakal terpengaruh. Kenaikan bunga menjadi 12%-15% per tahun masih bisa terserap pasar. Lagipula, bank tidak langsung merespons kenaikan BI rate dengan mengerek bunga kredit. "Ada pengaruhnya, tetapi tidak signifikan," kata Erzon.

Di kelompok bank asing, Citibank Indonesia mengalami penurunan kredit menganggur. Ditta Amahorseya, Country Corporate Affairs Head Citi, mengatakan, pada pertengahan kuartal II-2011, undisbursed loan turun Rp 400 miliar dibandingkan akhir kuartal I. Salah satu pendorongnya, pencairan fasilitas kredit ke beberapa BUMN.

Berdasarkan data BI, undisbursed loan Citibank mencapai Rp 30,19 triliun, akhir Maret 2011. Dari jumlah itu, sebanyak Rp 719,4 miliar kredit ke BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×