Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) berhasil membukukan dana kelolaan sebesar Rp 10,56 triliun hingga kuartal pertama tahun ini.
Adapun, penambahan dana kelolaan baru sebesar Rp 533 miliar pada tiga bulan pertama ini atau tumbuh 59,1% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 355 miliar.
Sujatmoko, Manajer DPLK BNI mengungkapkan, pertumbuhan dana kelolaan ini ditopang oleh penambahan jumlah peserta, terutama peserta kolektif atau korporasi. "Hingga saat ini, total peserta kami sebesar 709.059 orang, terdiri dari 46% peserta ritel dan 54% peserta korporasi," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (8/4).
Komposisi kepesertaan ini mengalami perubahan ketimbang tahun lalu. Saat itu, porsi peserta ritel masih sebanyak 47%, dan peserta korporasi mencapai 53%. Adapun, total peserta tahun lalu sebanyak 696.107 orang. Itu berarti, dalam tiga bulan pertama ini, unit usaha BNI tersebut mencatat peningkatan hingga 12.952 peserta baru.
Tahun ini, Sujatmoko menuturkan, DPLK BNI mengincar membiakkan dana kelolaan hingga Rp 12 triliun. Salah satu strategi, perseroan mulai menawarkan Program Pesangon Untuk Kompensasi Pensiun alias PPUKP, baik kepada captive market dari induk usaha mereka maupun kepada peserta non nasabah BNI.
Asal tahu saja, PPUKP merupakan inisiasi Otoritas Jasa Keuangan terhadap industri DPLK sejak akhir tahun lalu. Selama ini, DPLK terbatas hanya menangani program pensiun iuran pasti. "Kami optimistis, dana kelolaan hingga akhir tahun mencapai Rp 12 triliun, mengingat stabilitas ekonomi, dan kebutuhan korporasi terhadap program pengelolaan pesangon," terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News