Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 350 triliun atau naik 8,7% secara tahunan. Dari jumlah tersebut dana murah atau current ccount saving account (CASA) mencapai Rp 188 triliun naik 20,4% dibandingkan tahun 2022. Ini membuat porsi CASA mencapai 54% dari total DPK.
Sekretaris Perusahaan BTN Ramon Armando mengatakan hasil tersebut berkat upaya BTN yang gencar mencari dana murah dari tabungan dan Giro.
"Secara tahunan terdapat kenaikan saldo tabungan sebesar 5,40% menjadi Rp 44,72 Triliun," katanya kepada KONTAN, Jumat (16/2).
Ia menyebut kenaikan saldo tabungan didorong oleh beberapa produk tabungan yakni BTN Bisnis dan BTN Investa.
Baca Juga: Untung Rugi KPR Tenor 35 Tahun bagi Debitur dan Bank
Jika dirinci, tabungan dari BTN Bisnis tumbuh 36,14% secara tahunan menjadi Rp 3,10 Triliun. Kenaikan tersebut didorong oleh inisiatif bundling Tabungan Bisnis dan nasabah UMKM dari KUR.
Selain itu saldo rata-rata tabungan BTN Bisnis dari debitur KUR lebih tinggi 2-3 kali lipat dibandingkan dengan saldo rata-rata dari debitur non KUR.
Sementara itu untuk Tabungan BTN Investa juga bertumbuh 18,09% secara tahunan menjadi Rp 12,45 Triliun. Salah satu yang berkontribusi adalah Tabungan BTN Investa Plus, dimana targetnya merupakan nasabah prioritas agar bisa meningkatkan product holding.
Baca Juga: Dua Bank Ini akan Luncurkan Layanan Paylater Dalam Waktu Dekat
Hingga akhirnya pada tahun 2023 total asset under managament (AUM) kelolaan dari divisi wealth management mencapai Rp47 Triliun.
BTN menargetkan pertumbuhan DPK tahun ini sebesar 8% – 9%. Sementara AUM dari nasabah prioritas yang dihimpun mencapai Rp 57 Triliun.
"Target itu sebagai salah satu solusi dalam mengurangi dana institusi pada Bank BTN," tutupnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News