Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, perbankan bakal makin getol berburu dana murah alias current account and saving account (CASA). Selain untuk menekan biaya dana, komposisi dana murah perbankan nasional akhir tahun lalu juga tercatat menyusut.
Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2019, dari total simpanan senilai Rp 5.904,11 triliun rasio dana murahnya tercatat senilai 54,97% atau setara Rp 32,35,54 triliun. Rasio tersebut tercatat berkurang 37 bps (yoy) dibandingkan Oktober 2018 sebesar 55,34% atau senilai Rp 3.074,04 triliun.
Baca Juga: Implementasi kartu debit chip Bank Mandiri, BCA dan BRI sudah lampaui target
Sementara pertumbuhan dana murah sebesar 5,57% (yoy) juga tercatat lebih rendah dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6,29%.
Diperinci lebih lanjut, bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 jadi biang keladi menyusutnya dana murah perbankan. Per Oktober lalu 2019 lalu, BUKU 4 punya komposisi dana murah 63,71%, merosot 119 bps (yoy) dibandingkan Oktober 2019 dengan komposisi 64,90%. Bahkan jatuh lebih dalam jika dibandingkan Desember 2019 dengan rasio 66,15% atau merosot 244 bps (ytd).
Adapun cuma BUKU 1 yang mencatat peningkatan rasio dana murah yang meningkat 757 bps (yoy) dengan rasio 51,20% per Oktober 2019. Sementara BUKU 2 menurun 161 bps (yoy) menjadi 46,28%, dan BUKU 3 berkurang 67 bps (yoy) menjadi 43,16%.
“CASA memang paling fleksibel karena bisa ditarik sewaktu-waktu. Apalagi di akhir tahun kebutuhan masyarakat meningkat sehingga biasanya terjadi perubahan,” kata Wakil Presiden Direktur PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) Roosniati Salihin kepada Kontan.co.id, Jumat (10/1).
Baca Juga: Akhir 2020, BCA targetkan lebih dari 90% kartu ATM sudah pakai teknologi chip
Hingga November 2019, rasio dana murah Bank Panin juga tercatat menurun 22 bps (yoy). Dari 38,25% pada November 2018 menjadi 38,03% pada November 2019. Sementara tahun ini, perseroan yang termasuk BUKU 4 ini bakal menargetkan rasio CASA hingga 40%.
“Kami akan memperluas basis nasabah dan memberikan tingkat suku bunga yang menarik sesuai kebutuhan nasabah. Namun pendanaan kami juga akan diseimbangkan dengan penyaluran kredit sehingga biaya dana juga terjaga,” lanjutnya.
Sementara BUKU 4 lainnya yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) justru tercatat meraih peningkatan rasio dana murah pada November 2019 dengan rasio 58,58%. Meningkat 222 bps dibandingkan November 2018 sebesar 56,36%.
Direktur Bisnis Konsumer Bank CIMB Niaga Lani Darmawan bilang, pertumbuhan rasio dana murah ini utamanya ditopang oleh peningkatan simpanan tabungan. Termasuk via digitalisasi, baik dari segi transaksi maupun program pembukaan rekening daring.
“Tahun lalu simpanan tabungan kami tumbuh 10% (yoy). Tahun ini pun kami akan tetap mendorong CASA agar tumbuh double digit untuk menjaga sumber likuiditas utama kami,” katanya kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Sebanyak 60% kartu ATM milik Bank BRI telah menggunakan chip
Aspek digital, dan peningkatan transaksi nasabah juga akan jadi strategi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM). Perseroan bahkan mematok target rasio dana murah bisa mencapai 74,5%, dengan pertumbuhan DPK minimum 10% tahun ini.
“Tahun ini kami berencana meluncurkan fitur pembukaan rekening secara daring, dan ada beberapa tambahan fitur teknologi untuk simpanan tabungan kami,” kata Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyanugraha kepada Kontan.co.id.
Sementara per November lalu dengan total DPK senilai Rp 61,14 triliun rasio dana murah Bank Jatim sebesar 70,67%. Rasio tersebut meningkat tipis 22 bps (yoy) dibandingkan November 2018 sebesar 70,45%. Sementara total DPK tumbuh pesat 18,78% (yoy).
Baca Juga: Hingga 9 Januari, BI mencatat arus modal asing yang sebesar Rp 10,1 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News