kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Dana Pensiun BCA Incar ROI Hingga 7,3% di 2025, Fokus ke Obligasi


Sabtu, 02 Agustus 2025 / 23:03 WIB
Dana Pensiun BCA Incar ROI Hingga 7,3% di 2025, Fokus ke Obligasi
ILUSTRASI. Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno.


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pensiun BCA menargetkan tingkat pengembalian investasi (return on investment/ROI) di kisaran 6,8% hingga 7,3% hingga akhir tahun 2025.

Strategi investasi diarahkan untuk menjaga keseimbangan antara imbal hasil dan likuiditas, terutama di tengah ketidakpastian pasar global dan domestik.

Baca Juga: ROI Dana Pensiun Nasional Turun, Portofolio Tak Seimbang Dinilai Jadi Pemicu

Direktur Utama Dana Pensiun BCA Budi Sutrisno mengatakan bahwa tantangan utama dalam menjaga kinerja investasi tahun ini adalah ketidakpastian arah kebijakan suku bunga global dan tingginya volatilitas pasar dalam negeri.

"Selain itu, menjaga keseimbangan antara likuiditas dan return investasi jangka panjang juga menjadi perhatian, terutama mengingat kebutuhan dana rutin untuk pembayaran manfaat pensiun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (2/8).

Untuk mencapai target ROI tersebut, Dana Pensiun BCA fokus mengoptimalkan portofolio pendapatan tetap, khususnya obligasi pemerintah dan obligasi korporasi dengan peringkat kredit baik serta berpotensi memberikan capital gain.

Strategi investasi juga mencakup pemanfaatan instrumen yang bersifat likuid guna memastikan kesiapan dana dalam menghadapi jadwal pembayaran manfaat pensiun yang besar dan bersifat rutin.

Baca Juga: Dapen BCA Catat Kenaikan ROI 4,88% per Juni 2025

“Pengelolaan aset dilakukan berbasis prinsip manajemen risiko dan proyeksi arus kas (cash flow forecasting), serta penyesuaian alokasi aset secara berkala agar tetap seimbang antara imbal hasil dan likuiditas. Semuanya disesuaikan dengan prinsip asset liability management (ALM) dan ketentuan regulator yang berlaku,” tambah Budi.

Selanjutnya: Rekor Baru: Juli 2025 Jadi Bulan Terpanas di Jepang Sejak 1898

Menarik Dibaca: Garuda Buka Rute Halim Perdanakusuma – Bali PP Mulai 1 Agustus 2025, Ini Jadwalnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×