kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.060   76,41   1,09%
  • KOMPAS100 1.056   15,99   1,54%
  • LQ45 831   13,98   1,71%
  • ISSI 214   1,38   0,65%
  • IDX30 424   7,59   1,82%
  • IDXHIDIV20 511   8,76   1,75%
  • IDX80 120   1,83   1,54%
  • IDXV30 125   0,81   0,66%
  • IDXQ30 141   2,26   1,63%

Data Perbankan Buktikan Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Tertekan


Minggu, 01 September 2024 / 20:10 WIB
Data Perbankan Buktikan Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Tertekan
ILUSTRASI. Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (25/7/2024). Data-data di perbankan periode paruh pertama 2024 ini terkait konsumsi masyarakat tunjukkan pelemahan daya beli.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

Tapi kalau dilihat lebih jauh, segmen laju pertumbuhannya naik karena penambahan jumlah rekening cukup signifikan yakni 11% secara tahunan, tertinggi di semua tier.

Peningkatan ini kemungkinan disebabkan pengaruh banyaknya masyarakat unbankable yang mulai punya rekening bank atau penambahan anak-anak muda yang baru bekerja.

"Kalau saya melihat, pendapatan di kelas menengah ke bawah masih tertekan dan membuat fenomena makan tabungan masih berlanjut utk kelas menengah Bawah," ungkap Pengamat Perbankan Trioksa Siahaan kepada Kontan, Minggu (1/9).

Baca Juga: Bulan Depan, Pemerintah Tambah Kuota Rumah Subsidi Jadi 200.000

Di sisi lain Trioksa mengatakan, perlambatan simpanan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan hidup masyarakat yang mengalami peningkatan baik dari sisi konsumsi rumah tangga, pendidikan maupun kesehatan terutama masyarakat yang memanfaatkan pendidikan dan kesehatan swasta non asuransi.

Sejumlah bankir juga mengaku, fenomena penyusutan alokasi dana tabungan masyarakat di perbankan dikarenakan alokasi kebutuhan sehari-hari yang lebih besar.

Tak ayal Ivan menyebut jika dibandingkan tahun 2019, masyarakat setidaknya rata-rata menyisihkan dana pendapatannya sebesar Rp 3 juta per bulannya, namun jumlah ini menurun menjadi hanya Rp 1,8 juta per bulannya dari pendapatan yang ada per April 2024.

"Kalau di Danamon kita sebutnya adalah segmen yang optimal (sampai Rp 50 juta) Ini kebanyakan nasabah-nasabanya millenials ya. Trennya sebenarnya meningkat, sekitar 8% sampai 10% dari tahun ke tahun, tapi tidak sekencang simpanan nasabah tajir atau prioritas," kata Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon belum lama ini.

Baca Juga: REI Sebut Kuota Perumahan FLPP Mulai Habis

Sementara itu EVP Corporate and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, simpanan samapi Rp 100 juta masih tumbuh 7% yoy Per Juni 2024. 

Hera menyebut pertumbuhan rekening simpanan dengan nilai sampai Rp100 juta ini selaras dengan pertumbuhan jumlah nasabah individu baru. "Kami berharap rekening dengan nilai simpanan sampai Rp100 juta dapat terus tumbuh, sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Hera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×