Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tekanan pelemahan daya beli masyarakat yang berdampak pada menurunnya mobilitas, termasuk jumlah pemudik saat Lebaran dan turunnya volume penumpang angkutan udara menurut data BPS, sejumlah perusahaan asuransi justru mencatatkan pertumbuhan premi.
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) mencatatkan pertumbuhan premi asuransi perjalanan sebesar 117% secara tahunan (year-on-year/YoY) hingga April 2025. Pertumbuhan ini ditopang oleh produknya yang melayani kebutuhan proteksi perjalanan ibadah haji dan umrah.
“Sebagian masyarakat memanfaatkan momen libur Lebaran untuk menjalankan ibadah, termasuk umroh. Ini menjadi pendorong utama kenaikan premi asuransi perjalanan kami,” ujar Ery Widiatmoko, Direktur Pemasaran Tugu Insurance kepada Kontan, Kamis (8/5).
Baca Juga: OJK Perkirakan Asuransi Perjalanan Punya Prospek Cerah, Dipicu Hal Ini
Tugu Insurance juga menggencarkan kerja sama dengan asosiasi travel agent serta memperkuat digitalisasi dalam penerbitan polis dan proses klaim untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance) juga mencatatkan pertumbuhan premi asuransi perjalanan mencapai Rp3 miliar per April 2025, tumbuh 115% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut Diang Edelina, Direktur Risk, Legal & Compliance Mega Insurance, pertumbuhan ini ditopang oleh ekspansi distribusi dan penambahan kemitraan dengan travel agent.
Baca Juga: Meski Daya Beli Masyarakat Melemah, Asuransi Perjalanan Tetap Berpeluang Tumbuh
Meski sejumlah perusahaan mencatatkan pertumbuhan, tidak semua mengalami hal serupa. Direktur Utama Simas Insurtech, Teguh Aria Djana, menyampaikan bahwa penurunan daya beli masyarakat berdampak langsung terhadap penurunan premi asuransi perjalanan di perusahaannya.
Hingga April 2025, Simas Insurtech membukukan premi asuransi perjalanan sebesar Rp600 juta, turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Penurunan daya beli mempengaruhi hampir seluruh produk asuransi, tidak terkecuali asuransi perjalanan. Hal ini berdampak langsung pada menurunnya kinerja premi,” ujar Teguh, Rabu (7/5).
Meski menghadapi tekanan, Simas Insurtech tetap membidik target ambisius sebesar Rp20 miliar untuk produk asuransi perjalanan dan kecelakaan diri sepanjang 2025. Perusahaan mengandalkan dua strategi utama, yakni penguatan saluran distribusi dan pengembangan produk yang lebih ringkas serta terjangkau.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan menilai bahwa dampak pelemahan daya beli terhadap asuransi perjalanan tidak selalu linier. Menurutnya, meningkatnya kesadaran masyarakat dan kewajiban asuransi dalam paket wisata tetap menopang permintaan.
“Permintaan asuransi perjalanan kini juga menjadi kebutuhan utama bagi segmen tertentu, khususnya perjalanan luar negeri,” kata Budi, Rabu (7/5).
Baca Juga: Prospek Cerah Asuransi Perjalanan di Tengah Pertumbuhan Pariwisata
AAUI mencatat beberapa perusahaan mencetak peningkatan premi pada lini usaha Kecelakaan Diri, yang mencakup asuransi perjalanan, meski data lengkap kuartal I masih dikompilasi.
“Kami proyeksikan kinerja asuransi perjalanan sepanjang 2025 tetap positif, meski moderat” tambahnya.
Budi melihat momentum liburan sekolah dan akhir tahun akan menjadi pendorong utama pertumbuhan premi. Sementara itu, potensi meningkatnya outbound travel di kalangan menengah-atas juga membuka ruang bagi pasar baru, terutama untuk perlindungan wisata ke mancanegara.
Pengamat asuransi Irvan Rahardjo juga menilai bahwa peluang pertumbuhan tetap terbuka, terutama dari segmen menengah atas dan dukungan saluran digital.
“Premi asuransi perjalanan diperkirakan tetap meningkat karena fenomena konsumsi dari kelompok atas yang masih kuat. Ditambah penjualan melalui insurtech dan banyaknya hari libur tahun ini,” jelas Irvan kepada Kontan, Rabu (7/5).
Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Turun, AAUI Optimistis Kinerja Asuransi Perjalanan Tetap Tumbuh
Selanjutnya: Rupiah Spot Melemah 0,14% ke Rp 16.627 per Dolar AS pada Selasa (13/5)
Menarik Dibaca: Ancam Posisi KKN di Desa Penari, Jumlah Penonton Film Jumbo Tembus 9,47 Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News