kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Di tahun 2012, Kredit tumbuh sebesar 23%


Sabtu, 05 Januari 2013 / 09:43 WIB
Di tahun 2012, Kredit tumbuh sebesar 23%
ILUSTRASI. Produk PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA).


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pada pertengahan Desember 2012, Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution, sempat mengutarakan kekhawatiran, pertumbuhan kredit tahun ini bakal meleset dari target. Ia memprediksi, kredit hanya tumbuh di kisaran 21%. Kesimpulan tersebut berdasarkan tren penyaluran kredit selama Agustus - November yang terus menurun.

Setelah dihitung sampai akhir 2012, kekhawatiran itu rupanya tidak terbukti. Menurut catatan BI, kredit ternyata tumbuh 23%, atau sesuai  rencana bisnis bank (RBB). Realisasi kredit hingga akhir Desember 2012 mencapai Rp 2.706 triliun, meningkat 23% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya.

Gubernur BI, Halim Alamsyah, menjelaskan kredit investasi dan kredit modal kerja menjadi motor penggerak, sementara kredit konsumsi mulai melambat, sejalan dengan penerapan aturan loan to value. "Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga masih aman," katanya, Jumat (4/1).

Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Achmad Baequni, mengatakan hingga akhir Desember 2012 pertumbuhan kredit mencapai 22%, dari Rp 283 triliun menjadi Rp 345 triliun.

Pencapaian ini, klaim Baiquni, berkat kesuksesan manajemen menggeber kredit sepanjang kuartal IV-2012. Sektor yang dioptimalkan selama tiga bulan terakhir itu adalah UMKM dan korporasi.

Pada kuartal III-2012, pertumbuhan kredit BRI hanya 12% (year on year/yoy) atau senilai Rp 318 triliun. Pencapaian ini lebih rendah dibandingkan rata-rata kredit industri yang tumbuh sebesar 20% - 22%. "Kredit kami sudah mendekati industri, semua sektor bergerak pada kuartal IV," katanya.

Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Maryono, menuturkan bank yang sekarang ia pimpin mencetak pertumbuhan kredit sebesar 42% atau berada di atas kredit pasar. Pada Desember 2012, kredit BTN mencapai sekitar Rp 90 triliun dari posisi akhir 2011 sebesar Rp 63,6 triliun. "Kami tumbuh di atas pasar," jelasnya. Pada kuartal III-2012, total kredit BTN mencapai Rp 76,57 triliun.

Bank sentral memproyeksi, pertumbuhan kredit tahun 2013 hanya naik tipis atau stagnan dibandingkan pertumbuhan kredit tahun 2012. Sebelumnya, Direktur Eksekutif Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Perry Warjiyo, menjelaskan pertumbuhan kredit masih optimal, kecuali untuk beberapa sektor. Secara total, pertumbuhan kredit sekitar 22%-26%. "Pertumbuhan kredit masih optimal, kecuali kredit otomotif, properti dan kartu kredit," papar Perry.

Mengacu ke laporan yang disampaikan bank, BI akan mendorong penyaluran kredit UMKM, terutama ke sektor pertanian dan industri pengolahan. Pada 2013 ini, bank sentral memprediksi kredit bakal mengalir lebih deras di sektor agribisnis, kontruksi, jasa dan kelistrikan dan infrastruktur.

Menurut Perry, kredit yang tumbuh sesuai kapasitas tidak akan menimbulkan tekanan inflasi. Penggunaan kredit yang sesuai sektornya, dapat menjaga risiko terjadinya kredit macet. Pengujian kredit terhadap tekanan inflasi dan risiko NPL berlangsung sekitar 6 bulan - 12 bulan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×