Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah persaingan likuiditas perbankan, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) masih mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga dua digit.
Per Juni 2025, BNI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 16,5% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 900 triliun. Pertumbuhan ini bahkan dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan DPK industri perbankan yang hanya tumbuh 6,6% YoY.
Adapun, DPK BNI didominasi oleh peningkatan dana murah (CASA) yang tumbuh 18,7% YoY menjadi Rp 647,6 triliun. Pertumbuhan rekening giro sebesar 25,1% YoY dan tabungan 10,5% YoY.
Baca Juga: Penyaluran Kredit UMKM Lesu, BNI Ungkap Pemicunya
Hal tersebut mendorong peningkatan rasio CASA menjadi 72,0% atau naik dari 70,7% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, mengungkapkan hal ini menunjukkan strategi BNI untuk fokus dalam membangun struktur pendanaan jangka panjang di tengah fluktuasi kondisi ekonomi.
Ia menjelaskan, pertumbuhan CASA yang solid mencerminkan keberhasilan BNI dalam memperkuat fondasi struktur funding melalui digitalisasi dan transformasi cabang.
Sejak diluncurkan pada Juli 2024, wondr by BNI mencatat peningkatan signifikan, dari 1 juta pengguna menjadi 8,6 juta pengguna per Juni 2025, dengan nilai transaksi naik 16 kali lipat menjadi Rp 649 triliun dan jumlah transaksi mencapai 702 juta.
“Hal tersebut mencerminkan peningkatan kepercayaan dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi menggunakan wondr by BNI,” ujar Paolo.
Baca Juga: Kualitas Kredit Perbankan Indonesia Berpotensi Turun, Bagaimana di Negara Tetangga?
Sementara itu, kanal mobile banking BNI secara keseluruhan mencatat transaksi Rp 1.188 triliun atau tumbuh 68% YoY.
BNIdirect mencatat pertumbuhan nilai transaksi 31,1% YoY menjadi Rp5.246 triliun, dan volume transaksi naik 22,1% menjadi 717 juta. Transaksi dari klien korporasi menyumbang 78% dari total nilai transaksi, tumbuh 37% YoY.
Alhasil, BNI juga berhasil menjaga rasio likuiditas dan permodalan pada level yang sehat. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di 86,2%, sementara Loan to Cash Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) masing-masing mencapai 144,2% dan 143,0%.
Baca Juga: Penjualan SR022 Bank Negara Indonesia (BNI) Telah Mencapai Target
“Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat menjadi 21,1%, memperkuat kapasitas ekspansi,” pungkasnya.
Selanjutnya: Suzuki Kenalkan eVITARA di GIIAS 2025, Mobil Listrik Pertama Siap Meluncur 2026
Menarik Dibaca: Secret Garden Buka Gerai Experience Store di Jakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News