kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Di Tengah Perlambatan Ekonomi, Ini Saran Faisal Basri untuk Industri Asuransi


Sabtu, 26 November 2022 / 15:01 WIB
Di Tengah Perlambatan Ekonomi, Ini Saran Faisal Basri untuk Industri Asuransi
ILUSTRASI. webinar Economic Outlook 202 yang digelar oleh PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure)


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Senior dari Indef Faisal Basri optimistis Indonesia jauh dari risiko resesi di tahun 2023. Pasalnya, ketergantungan Indonesia kepada luar negeri relatif kecil.

“Ekspor & impor rendah terhadap produk domestik bruto (PDB), ketergantungan pada investasi asing juga rendah,” ujarnya dalam acara webinar Economic Outlook 2023 bertemakan “Optimizing Opportunity Through Uncetainty” yang digelar oleh PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure), Jumat (25/11).

Baca Juga: Dibayangi Resesi, Sejumlah Multifinance Pasang Target Pembiayaan Moderat Pada 2023

Dia mengungkapkan bahwa ekonomi di Indonesia hanya mengalami tren perlambatan. Secara umum, ekonomi Indonesia lebih tinggi dari dunia dimana ketika ekonomi dunia minus sementara di Indonesia masih relatif tinggi.

Hal tersebut bisa dilihat dari, laporan Dana Moneter International (IMF) yang memproyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 dari yang sebelumnya 2,9 % menjadi 2,7 % atau turun dibandingkan tahun ini yang diperkirakan 3,2 %. Sementara di Indonesia, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 5 %.

Meskipun demikian, dia menekankan bahwa sektor asuransi akan mengalami tekanan.  “Hal ini disebabkan karena konsumen di sektor asuransi masih belum pulih dimana konsumennya yang mana lebih banyak di sektor manufaktur, pertanian, pertambangan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, dia melihat bahwa perusahaan asuransi harus bisa menemukan konsumen baru yang lebih dinamis. “Perlu diversifikasi konsumen yang lebih dinamis, agar bisa mendapatkan pertumbuhan yang bagus,” tuturnya

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi GRC Indonesia, Achmad Daniri mengatakan bahwa penerapan ESG (Enviromental, Social dan Governance) perlu diimplementasikan dengan pendekatan GRC (Governance, Risk, Complience).

Baca Juga: Tugure Ajak Industri Asuransi Bersiap Hadapi Ancaman Resesi

Penerapan ini akan optimal jika mendapat dukungan dari stakeholder, khususnya manajemen direksi maupun komisaris.

“Peran direksi dan komisaris penting untuk memastikan insan perusahaan akan menganut prinsip tersebut, sehingga prinsip GRC  bisa tersusun secara terencana, sistematis dan berkelanjutan sesuai dengan karakter dan bisnis proses dari perusahaan. Penerapan GRC ini juga bisa membantu perusahan mengantisipasi berbagai risiko di depan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×