kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Di Tengah Tren Gagal Bayar, Pinjaman Sejumlah Fintech Lending Masih Merekah


Kamis, 29 Februari 2024 / 19:32 WIB
Di Tengah Tren Gagal Bayar, Pinjaman Sejumlah Fintech Lending Masih Merekah
ILUSTRASI. Peer to Peer (P2P) Landing. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan tren gagal bayar di industri fintech peer to peer (P2P) lending mulai meningkat. Meski begitu sejumlah penyelenggara fintech lending masih mencatatkan penyaluran pinjaman yang cukup besar. 

PT Astra Welab Digital Arta atau Maucash menargetkan tahun 2024 ini penyaluran pinjaman akan tumbuh 23%. Direktur Marketing Maucash, Indra Suryawan mencatat total penyaluran pinjaman Maucash sejak awal berdiri hingga saat ini Macash telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 6,3 triliun. Ia juga mencatat sepanjang tahun 2023 penyaluran pinjaman Maucash tumbuh 20%.

"Maka target kami di 2024 ini bisa tumbuh 23%," jelas Indra pada Kontan, Kamis (29/2).

Guna mencapai target di tahun 2024 ini Indra mengungkapkan akan melakukan penetrasi yang lebih luas lagi ke segmen produktif. Sehingga menurutnya produk Maumodal dari Maucash dapat lebih berkembang lagi khususnya di industri yang saat ini belum atau sudah dijangkau tetapi cakupannya belum terlalu besar.

Baca Juga: Modalku Catat Telah Salurkan Pendanaan kepada 5,1 Juta UMKM

"Tahun ini penetrasi yang dilakukan harus lebih dalam dan lebih luas lagi supaya kita bisa makin strong di bidang tersebut," ujarnya.

Indra juga mengungkapkan mencuatnya tren gagal bayar di industri fintech lending sejauh ini  tidak berdampak begitu signifikan terhadap kinerja penyaluran kredit di Maucash. Menurutnya Maucash selalu menyeleksi calon borrower dengan sangat teliti dan selektif sejak awal. 

"Sehingga hal ini kami jadikan sebagai langkah preventif untuk mencegah isu gagal bayar tersebut," ucap Indra.

Selain itu PT Akselerasi Usaha Indonesia atau Akseleran juga catat telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 2,85 triliun di tahun 2023. Sayangnya angka tersebut mengalami penurunan sejumlah 5% jika dibandingkan tahun 2022.

Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan di tahun 2023 Akseleran mengalami penurunan penyaluran pinjaman. Menurutnya hal itu sejalan dengan industri fintech peer to peer lending di bidang produktif yang juga mengalami penurunan hingga 17%. 

Ivan mengungkapkan penurunan penyaluran pinjaman Akseleran di tahun 2023 ini penyebab utamamya adalah adanya kenaikan suku bunga. Menurutnya, adanya kenaikan tingkat suku bunga tersebut membuat permintaan pinjaman di segmen produktif tidak sekuat sebelumnya. 

Baca Juga: Maucash Targetkan Penyaluran Pinjaman Tumbuh 23% di 2024

"Pengaruh dari tingkat suku bunga, jadi tidak sesuai dengan proyeksi tahun lalu," ujar Ivan.

Meski begitu, Ivan mengatakan di awal tahun ini Akseleran sudah menunjukkan adanya kinerja yang positif. Hingga Februari 2024 ini Ivan mencatat total penyaluran pinjaman sebesar Rp 480 miliar.  Ivan juga menargetkan di tahun 2024 ini Akseleran dapat mencapai penyaluran pinjaman sebesar Rp 3,7 triliun - Rp 3,8 triliun. 

"Kali ini kami optimis dengan target di tahun ini," ucapnya. 

Selain itu Ivan juga memberikan tanggapannya mengenai tren gagal bayar yang sedang hangat terjadi di industri fintech P2P lending. Menurutnya hal tersebut dapat menyebabkantransaksi pada fintech P2P lending menurun sehingga berpengaruh ke dukungan likuiditas dari lender.

Sejalan dengan hal itu Modalku mencatat hingga saat ini telah menyalurkan pendanaan kepada lebih dari 5,1 juta UMKM. Country Head Indonesia Modalku, Arthur Adisusanto mencatat hingga saat ini, Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari  Rp 56,9 triliun.

"Kami juga mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan di segmen produktif ini," jelasnya pada Kontan, Kamis (29/2).

Arthur mengungkapkan di tahun 2024 ini Modalku berharap dapat mencatatkan pertumbuhan yang konsisten dibanding tahun lalu, tentunya dengan tetap menjaga kualitas portofolio pendanaan Modalku. Guna mencapai target tersebut, ia mengatakan ke depannya Modalku akan terus melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dalam rangka membangun tim yang semakin produktif untuk membantu perusahaan dalam mencapai target di 2024.

Selain itu, Modalku juga akan konsisten mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dan partner untuk membangun solusi pendanaan yang lebih luas bagi UMKM. Tak hanya itu menurut Arthur tahun ini Modalku juga akan meningkatkan penetrasi pasar di masing-masing wilayah juga terus dilakukan melihat potensi yang masih sangat besar. 

Begitu juga dengan PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) yang targetkan penyaluran pembiayaan hingga akhir tahun 2024 sebesar Rp 1 triliun.  CEO Samir Yonathan Gautama mencatat  sampai awal tahun ini Samir Fintech sudah berhasil menyalurkan dana sekitar Rp 700 miliar. Menurutnya pertumbuhan penyaluran pinjaman Samir sepanjang 2023 cukup signifikan. Yonathan mengungkapkan hal tersebut dipengaruhi ada faktor perubahan model bisnis yang diterapkan Samir.

“Pada Januari 2023 kami menyalurkan dana hanya sebesar Rp 2,5 miliar sementara di Januari 2024 kami menyalurkan dana sebesar Rp 59 miliar,” ucap Yonathan pada Kontan, Kamis (29/2).

Di lain sisi Yonathan juga mengungkapkan tren gagal bayar pada fintech P2P Lending ini belangakangan sedang meningkat. Menurutnya hal tersebut memiliki dampak pada kinerja portofolio perusahaan. 

“Jika tidak dapat dimitigasi dengan baik, berpotensi mengarah pada kerugian finansial dan menurunkan kepercayaan pengguna,” jelas Yonathan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×