Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank di Indonesia cukup menarik di mata investor asing investor asing. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut telah banyak investor yang datang menyampaikan minatnya untuk mencaplok bank lokal.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana pada paparan virtual yang digelar pada 23 Agustus 2021 lalu mengatakan, ada beberapa investor yang sedang mengajukan izin ke OJK saat ini. Hanya saja, dia tidak menyebutkan nama. "Siapa saja, saya tidak bisa sebut, tunggu saja. Sudah banyak kok nama-namanya beredar di pasar," ujar Heru.
Setelah Sea Grup berhasil mencaplok Bank Kesejahteraan Ekonomi yang kini telah berganti nama menjadi Sea Bank, ada beberapa nama investor asing yang dikabarkan tengah menjajaki bank domestik. Sea Grup juga masih membidik bank lain untuk diakuisisi sebagai bagian dari perizinan yang diberikan regulator untuk bisa masuk ke perbankan Indonesia.
Terbaru, ada kabar grup keuangan asal China Ping An Insurance Group tengah menjajaki untuk mencaplok bank lokal. Perusahaan holding konglomerasi yang bisnis utamanya meliputi asuransi, perbankan dan layanan teknologi itu disebut tertarik mengakuisisi PT Bank Nationalnobu Tbk.
Baca Juga: UOB jadi bank ACCD untuk mata uang CNY/IDR di China dan Indonesia
Saat KONTAN mengkonfirmasi kebenaran kabar ini, Suhaimin Djohan Direktur Utama Bank Nobu mengaku tidak mengetahui terkait informasi tersebut. "Ini kebetulan kami tidak tahu," ujarnya.
Dia mengatakan, Bank Nobu akan memenuhi modal inti minimal Rp 2 triliun akhir tahun ini sesuai dengan ketentuan OJK. Perseroan akan melakukan rights issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 500 juta saham dengan nominal Rp 100 atau setara 10,13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Di sisi lain, Lippo Group tengah menyiapkan bank ini menjadi bank digital. Suhaimin bilang, pihaknya tengah mempersiapkan transformasi digital ini secara menyeluruh dan berkesinambungan, baik produk & layanan digital maupun juga fungsi kantor cabang nantinya.
"Kami juga siapkan proses nasabah bisa buka rekening secara digital dan termasuk produk pinjaman untuk usaha dan individu," jelasnya pada Kontan.co.id, Senin (6/9).
Baca Juga: Bakal jadi bank digital, BRI Agro susun grand strategy
Sementara itu, Heru menjelaskan minat investor asing masuk ke perbankan Indonesia cukup besar karena bisnis perbankan di Tanah Air masih sangat seksi yang ditandai dengan kondisi Net Interet Margin (NIM) yang cukup bagus dibandingkan kawasan regional. Begitu pula dengan kondisi CAR masih terbilang bagus.
Kendati banyak investor menyatakan minat, Heru menegaskan OJK tetap selektif memberikan izin. Regulator akan melihat lebih dalam bagaimana visi misi investor tersebut dalam membawa banknya ke depan, bagaimana kemampuan keuangan serta apa kontribusi yang bisa diberikan untuk perekonomian nasional.
Sebelumnya, memang ada beberapa investor asing yang dikabarkan menjajaki masuk ke industri perbankan Indonesia seperti raksasa e-commerce AS Amazon dan Grab Holding. Grab ramai diisukan mencaplok bank pasca saingannya yakni Gojek, resmi masuk ke PT Bank Jago Tbk.
Bank Prima Master satu-satunya bank umum yang masuk memiliki modal inti di bawah Rp 1 triliun juga sedang melakukan penjajakan dengan investor asing. Per Juni 2021, bank ini baru tercatat memiliki modal inti sebesar Rp 227,45 miliar.
Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto pada Mei 2021 lalu mengatakan, ada bank besar dari luar negeri yang akan mengakuisisi Bank Prima Master sehingga ketentuan modal inti akan segera dipenuhi.
"Bank Prima Master sudah masuk pipeline untuk diakuisisi oleh bank besar dari luar. Nanti, kita tunggu saja,”ungkapnya.
Selanjutnya: Ditopang Mekaar, penyaluran pembiayaan PNM capai Rp 29,9 triliun hingga Agustus 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News