kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.340.000   -1.000   -0,04%
  • USD/IDR 16.712   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.570   155,90   1,85%
  • KOMPAS100 1.188   24,76   2,13%
  • LQ45 863   17,67   2,09%
  • ISSI 300   6,15   2,09%
  • IDX30 447   6,81   1,55%
  • IDXHIDIV20 518   8,17   1,60%
  • IDX80 134   2,95   2,26%
  • IDXV30 137   1,51   1,12%
  • IDXQ30 143   2,38   1,69%

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Perbankan Optimistis Bisa Dongkrak NIM pada Akhir Tahun


Senin, 24 November 2025 / 20:49 WIB
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Perbankan Optimistis Bisa Dongkrak NIM pada Akhir Tahun
ILUSTRASI. Pertumbuhan Tabungan: Teller melayani nasabah yang menabung di Bank Central Asia (BCA), Depok, Jawa Barat, Rabu (5/11/2025).


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, perbankan optimistis bisa meraih profitabilitas yang lebih tinggi. Dalam hal ini, rasio Net Interest Margin (NIM) yang selama ini dalam tren penurunan bisa kembali meningkat.

Hal tersebut tertuang dalam Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) untuk periode kuartal IV-2025 mengungkapkan NIM berpotensi meningkat seiring proyeksi pertumbuhan penyaluran dan perbaikan kualitas kredit. 

Ditambah, penurunan Cost of Fund (COF) yang juga bisa terjadi dengan kembali turunnya BI-Rate pada September 2025. Berdasarkan hasil survei, NIM diproyeksi meningkat lebih tinggi dibandingkan realisasi NIM per September 2025 sebesar 4,58%. 

Baca Juga: Upaya Pendanaan dan Seleksi Kredit Jaga Stabilitas NIM Bank Woori Saudara

Jika melihat secara historis, NIM perbankan memang dalam beberapa tahun terakhir turun. Ambil contoh, pada Desember 2024, NIM perbankan ada di level 4,62%. Ditarik lebih jauh lagi, NIM perbankan pada Desember 2023 juga jauh lebih tinggi yaitu di level 4,87%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae melihat saat ini perbankan juga melakukan upaya aktif yang lebih selektif dan efisien dalam penghimpunan dana dengan memprioritaskan dana murah serta mengurangi DPK dengan suku bunga mahal.

Tak hanya itu, Dian juga bilang bank tengah mengoptimalkan penyaluran kredit selama triwulan terakhir 2025. Mengingat bahwa komponen terbesar dari aktiva produktif dan penyumbang pendapatan bunga terbesar adalah kredit atau pembiayaan.

“Ini diyakini berdampak positif terhadap kenaikan pendapatan bunga dan NIM,” ujar Dian kepada KONTAN, Senin (24/11/2025).

Kepala Biro Banking Research & Analytics PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Victor George Petrus Matindas berpendapat di tengah penurunan suku bunga acuan BI, sejatinya ada potensi NIM yang menurun. 

Baca Juga: Begini Dampak Penempatan Dana Pemerintah Rp 200 Triliun Terhadap NIM Perbankan

Mengingat, secara teori, jika suku bunga acuan turun maka suku bunga kredit juga turun, yang pada akhirnya berdampak pula pada NIM.

Ia mengungkapkan bahwa tentunya perbankan bakal menyesuaikan strategi bagaimana tetap bisa menurunkan suku bunga kredit namun NIM tetap terjaga. Dalam hal ini, menjaga agar penyaluran kredit bisa dipertahankan tetap stabil atau bahkan naik.

“Skenario yang paling oke, kalau permintaan kreditnya itu bagus meskipun suku bunga turun, sehingga volume itu kan meningkat,” ujar Victor.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×