Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Mulai tahun ini, Bank ICB Bumiputera bakal memperbesar portofolio kredit di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Demi memuluskan langkah tersebut, manajemen Bank ICB mengklaim telah melakukan berbagai upaya, termasuk menggandeng bank perkreditan rakyat atawa BPR. Langkah ini juga demi menggeber laba perusahaan, karena tahun lalu mereka rugi cukup besar.
Rajuendran Marrapan, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama ICB Bumiputera, mengatakan, ke depan, bisnisnya akan lebih mengarah ke sektor mikro dan UMKM. "Sebagai langkah awal, kami bermitra dengan satu BPR di wilayah Bandung, Jawa Barat melalui program linkage," ujarnya, ketika ditemui KONTAN akhir pekan lalu.
Hasilnya, penyaluran kredit mikro ICB Bumiputera sepanjang separuh pertama tahun ini meningkat hampir 15% menjadi Rp 292 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 255 miliar. Sayang, sektor UMKM malah melorot cukup kentara, yaitu dari Rp 568 miliar pada separuh pertama tahun lalu menjadi hanya sekitar Rp 284 miliar.
Rajuendran menjelaskan, sebetulnya penyaluran kredit secara keseluruhan memang turun. Hingga Juni 2012, kredit ICB Bumiputera tercatat menurun 16% dari Rp 5,74 triliun menjadi Rp 4,80 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) juga menurun 12%, menjadi hanya sekitar Rp 5,55 triliun. Dan aset ICB Bumiputera menukik di kisaran 11%.
Rajuendra beralasan, pihaknya melakukan reprofiling bisnis di sepanjang tahun lalu, terutama yang terkait penyaluran kredit. "Selain itu, kami lebih berhati-hati menyalurkan kredit. Memang, dampaknya kredit kami jadi menurun. Tetapi, di sisi lain, laba perusahaan menjadi positif," jelas Rajuendra.
Sekadar informasi, ICB Bumiputera, sepanjang tahun lalu, merugi Rp 95 miliar. Baru pada Juli 2012, bank yang mayoritas sahamnya dimiliki investor Malaysia ini berhasil menuai untung Rp 2,4 miliar. Faktor penopang utama yaitu kenaikan pendapatan, yang sebanyak 70% di antaranya diperoleh dari pendapatan bunga bersih.
Di samping itu, rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional alias BOPO tercatat membaik, yaitu dari 102,85% menjadi 99,73%. Manajemen mengupayakan agar BOPO hingga akhir tahun nanti bisa berada di kisaran 92%-95%.
Bambang Setiawan, Direktur ICB Bumiputera, menambahkan, pihaknya juga akan meningkatkan penghimpunan dana murah untuk menekan biaya dana. Hingga saat ini, deposito masih mendominasi lebih dari 70% terhadap total DPK. "Diharapkan, komposisi dana murah meningkat menjadi 35% pada akhir tahun nanti," terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News