kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.496.000   5.000   0,34%
  • USD/IDR 15.500   15,00   0,10%
  • IDX 7.735   86,10   1,13%
  • KOMPAS100 1.202   10,90   0,91%
  • LQ45 959   9,37   0,99%
  • ISSI 233   1,70   0,73%
  • IDX30 492   5,97   1,23%
  • IDXHIDIV20 591   7,28   1,25%
  • IDX80 137   1,31   0,97%
  • IDXV30 143   0,56   0,39%
  • IDXQ30 164   1,93   1,19%

Dorong Pertumbuhan Kredit Perbankan, BI Perluas Insentif Likuiditas Mulai Awal 2025


Kamis, 17 Oktober 2024 / 20:56 WIB
Dorong Pertumbuhan Kredit Perbankan, BI Perluas Insentif Likuiditas Mulai Awal 2025
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang pecahan rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (11/10/2024). Bank Indonesia (BI) akan memperluas penggunaan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) pada awal tahun 2025.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, juga mendukung rencana BI untuk memperluas insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) ke sektor-sektor padat karya.

Berdasarkan realisasi pada Agustus 2024, Dian melihat kredit pada sektor-sektor usaha yang mendapat insentif KLM dari Bank Indonesia tersebut terus tumbuh secara konsisten. Harapannya, itu juga nantinya berdampak pada sektor-sektor padat karya.

Bukan tanpa alasan, sektor padat karya yang semakin bertumbuh dan bergairah, kata Dian, akan meningkatkan daya serap tenaga kerja dan tentunya meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada gilirannya meningkatkan konsumsi. 

“Tentunya akan memberikan sumbangsih bagi pertumbuhan perekonomian yang sangat positif,” ujar Dian.

Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk, Teuku Ali Usman, mengatakan, sektor padat karya membutuhkan dukungan dari segala pihak termasuk stakeholder terkait. 

Baca Juga: BI Siapkan Insentif Likuiditas Makroprudensial Capai Rp 280 Triliun Hingga Akhir 2024

Meski demikian, Ia melihat penyaluran kredit Bank Mandiri ke sektor-sektor padat karya seperti industri tekstil, industri makanan dan minuman, perkebunan, dan pertanian, secara akumulasi masih dapat tumbuh 12,8% yoy menjadi Rp 190,98 triliun hingga Agustus 2024.

Pertumbuhan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara keseluruhan. Di periode yang sama, kredit bank berlogo pita emas ini meroket hingga 23% YoY pada periode tersebut menjadi Rp 1.222,13 triliun.

“Pertumbuhan kredit akan difokuskan kepada sektor-sektor yang prospektif sesuai Loan Portfolio Guideline dengan tetap menjaga tingkat diversifikasi portofolio sesuai risk appetite,” ujar Ali.

Baca Juga: Ini Sektor-Sektor Yang Bakal dapat Insentif Likuiditas dari BI Per Januari 2025

Direktur Distribution and Institutional Funding, PT Bank Tabungan Negara Tbk, Jasmin menambahkan bahwa pihaknya juga akan memanfaatkan perluasan insentif tersebut. Sembari menunggu, sektor-sektor apa saja yang akan diperluas.

“Kami kan ada kredit UMKM juga yang beberapa juga padat karya,” ujar Jasmin.

Ia menuturkan, selama ini BTN sudah insentif 4% dari BI sebagai pengurangan GWM karena penyaluran kredit terhadap sektor prioritas sesuai kebijakan KLM, salah satunya properti.

Selanjutnya: Upaya Meningkatkan Keterampilan Pengusaha di Era Digital

Menarik Dibaca: Daerah Ini Berpotensi Hujan Ringan, Cek Prakiraan Cuaca Besok (18/10) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×