Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) memasang target pertumbuhan laba bersih konservatif di tahun ini. Selain karena adanya tren kredit yang melambat, sejumlah BPD juga masih melakukan upaya pemenuhan pedoman standar akuntansi keuangan (PSAK) 71 yang bakal berlaku awal 2020 mendatang.
Hal tersebut tentunya menggerus perolehan laba lantaran perbankan diharuskan memupuk pencadangan lebih jumbo dari biasanya.
Semisal dua bank daerah terbesar yakni PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) dan PT BPD Jawa Timur Tbk (Bank Jatim). Keduanya hanya memasang pertumbuhan laba bersih satu digit hingga akhir 2019.
Baca Juga: Tak seperti bank konvensional, bank syariah masih mampu cetak kenaikan margin
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menerangkan pihaknya menargetkan laba bersih di kisaran Rp 1,6 triliun hingga Rp 1,7 triliun akhir 2019 ini. Jika dibandingkan dengan perolehan laba di akhir 2018 lalu, Bank BJB artinya memasang target laba hanya di kisaran 7%-8% saja tahun ini.
Untuk mencapai target tersebut, pihaknya bakal mendorong pertumbuhan FBI hingga menembus target perseroan yakni Rp 850 miliar hingga Rp 1 triliun. Perseroan juga akan mendorong pertumbuhan kredit di kisaran 9,83% pada akhir tahun serta dana pihak ketiga (DPK) mencapai 10%.
"Oktober 2019 ini harapan kami laba bisa Rp 1,26 triliun sampai Rp 1,27 triliun, kemungkinan akhir tahun bisa mencapai target dengan menjaga kualitas kredit," ujarnya pekan lalu (30/10).
Asal tahu saja, bank bersandi saham BJBR (anggota indeks Kompas100) ini mencatatkan total laba bersih per kuartal III 2019 sebesar Rp 1,13 triliun. Pencapaian tersebut turun dari periode kuartal III 2018 lalu yang mencapai Rp 1,34 miliar atau susut Rp 128 miliar.
Baca Juga: Kepesertaan dialihkan ke AXA Mandiri, Mandiri DPLK akan ditutup
"Di kuartal I dan II masing-masing kami buat pencadangan Rp 62 miliar dan di kuartal III agak besar mencapai Rp 161 miliar," katanya.
Serupa, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha juga mengungkap pihaknya hanya mematok pertumbuhan laba bersih sebesar 7,5% hingga 8% saja di akhir tahun ini. Target tersebut relatif sejalan dengan pencapaian laba bersih pada kuartal III 2019 lalu yang mencapai Rp 1,14 triliun atau tumbuh sebesar 7,61% secara yoy.
Ferdian juga mengatakan, target laba tersebut memang sudah sesuai dengan proyeksi awal perusahaan, tentunya dengan mempertimbangkan risiko kredit dan kondisi ekonomi.