Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Divestasi PT Bank Mutiara Tbk (BCIC) terus berlanjut. Direktur Utama Danareksa Sekuritas Marciano Herman menyampaikan perkembangannya bahwa saat ini ada dua investor yang berminat membeli bank eks Century itu.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai pemilik terbesar juga menyatakan masih membuka kesempatan bagi investor untuk mengakuisisi bank tersebut.
"Ada dua investor yang berminat, tapi masih sebatas minat saja, belum menyampaikan surat resmi," kata Marciano saat konferensi pers di kantor LPS Jakarta, Kamis (7/2).
Di tahun 2013, LPS telah membuka penjualan saham Bank Mutiara tahap ketiga. Namun LPS masih memberikan kesempatan bagi investor untuk menyatakan minatnya hingga 15 Mei 2013 mendatang. Sampai saat ini, pihak penasihat keuangan (Danareksa Sekuritas) telah melakukan roadshow ke kawasan Asia, Timur Tengah hingga Australia untuk menjajakan Mutiara.
"Kami tetap menjualnya seharga Rp 6,7 triliun sesuai dengan penyertaan modal sementara," tambahnya.
Menurut Marciano, harga jual Bank Mutiara tersebut tidak terlalu kemahalan. Sebab ada nilai lebih untuk bisa mengakuisisi bank tersebut. "Sesuai dengan aturan terbaru Bank Indonesia (BI), pemilik Bank Mutiara nantinya bisa memiliki bank tersebut selama 20 tahun tanpa harus ada divestasi," tambahnya.
Hal ini juga sekaligus membantah anggapan bahwa nilai buku Bank Mutiara hanya Rp 1,38 triliun. Jika harga jual Bank Mutiara Rp 6,7 triliun, ini berarti sekitar 4,8 kali dari harga nilai bukunya. Nilai buku tersebut bisa sama seperti nilai buku Bank Central Asia (BCA).
"Kami tidak kesulitan untuk menjual bank tersebut, karena bank ini nantinya memiliki privilege khusus dari BI, yaitu bisa memegang saham hingga 20 tahun, tanpa harus divestasi," tambahnya. (Didik Purwanto/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News