kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Duniatex gagal bayar, sejumlah bank yang jadi kreditur mulai merasa was-was


Selasa, 23 Juli 2019 / 21:17 WIB
Duniatex gagal bayar, sejumlah bank yang jadi kreditur mulai merasa was-was


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank yang jadi kreditur Duniatex Group mulai was-was setelah salah satu entitas anaknya yatu PT Delta Dunia Sandang Textile (DDST) gagal membayar pokok dan bunga pinjaman dalam sindikasi senilai US$ 11 juta yang jatuh tempo pekan lalu. Alasannya selama ini, para kreditur mengaku Duniatex rajin mencicil kewajibannya.

Wajar saja sejumlah bank yang jadi kreditur merasa was-was. Sebab, entitas Duniatex lainnya yaitu PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) juga mesti menunaikan sindikasinya senilai US$ 5 juta pada September mendatang. 

Baca Juga: Bank Mandiri kaget anak usaha Duniatex gagal bayar utang

Pada bulan yang sama DMDT pun mesti mulai membayar bunga obligasi senilai US$ 13 juta. Obligasi DMDT diterbitkan senilai total US$ 300 juta.

Dari riset yang diterbitkan JP Morgan, hingga akhir tahun lalu Duniatex Grup melalui DMDT saja masih punya tanggungan senilai Rp 5,24 triliun dari 12 bank, dan beberapa pinjaman sindikasi. 

Dirinci, total pinjaman tersebut berasal dari utang jangka pendek Rp 1,82 triliun, utang jangka panjang yang akan jatuh tempo Rp 485,3 miliar dan utang jangka panjang Rp 2,93 triliun.

Baca Juga: Kredit bank pelat merah tersangkut di Duniatex Group

Beberapa bank yang tercatat di sebagai daftar kreditur tersebut pun mengaku Duniatex Group lancar membayar kewajibannya. Bahkan ada beberapa tagihan di bank yang sudah dilunasinya.

“Di Bank Banten sudah dilunasi sejak Mei 2019, sehingga sekarang sudah tidak ada outstanding loan,” kata Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daearah Banten Tbk (BEKS) Fahmi Bagus Mahesa kepada Kontan.co.id, Selasa (23/7).

Dari catatan JP Morgan, Bank Banten hingga akhir 2018 tercatat memiliki kredit ke DMDT senilai Rp 60 miliar yang masuk kategori kredit jangka pendek.

Baca Juga: Gagal Bayar Obligasi Anak Usaha Duniatex Group, Siapa Berikutnya?

Sementara Direktur Bisnis SME dan Komersial PT Bank BNI Syariah Dhias Widhiyati pun mengaku kredit yang disalurkan perseroan ke Duniatex Group masih terhitung lancar.

“Pembayaran ke kami masih lancar, masih tergolong kolektibilitas 1,” kata Dhias.

Sedangkan hingga akhir 2018 lalu BNI Syariah masih memiliki piutang senilai Rp 19,1 miliar utang jangka pendek, dan Rp 167,8 miliar utang jangka panjang.

Baca Juga: Per Mei 2019, pembiayaan motor baru Mandiri Utama Finance turun 33%

Sebelumnya Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) Kartika Wirjoatmodjo menyatakan kepada Kontan.co.id bahwa utang Duniatex ke bank berlogo pita emas ini pun sejatinya lancar. Apalagi, Duniatex sudah jadi debitur Bank Mandiri sejak 2002.

“Duniatex salah satu debitur lama kami, selama ini tidak pernah menunggak pembayaran cicilan kredit,” katanya.

Dalam rekam jejaknya, Bank Mandiri sempat memiliki exposure kredit hingga Rp 5,5 triliun. Sedangkan hingga akhir tahun nilainya berkurang hingga Rp 3,5 triliun. Nilai tersebut juga terus berkurang hingga Juli sehingga tinggal menyisakan Rp 2,2 triliun.

Baca Juga: Ini pertimbangan Home Credit untuk bekerja sama dengan e-commerce

Sementara bank pelat merah lainnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) saat ini juga masih memiliki exposure kredit ke perusahaan tekstil asal Solo ini dengan total nilai RP 459 miliar.

“Saat ini portofolio BNI di industri tekstil kecil, cuma 7%-9% dari total kredit kami. Sedangkan khusus untuk Duniatex Group ada Rp 459 miliar yang berasal dari kredit bilateral Rp 158 miliar, dan Rp 301 miliar masuk dalam sindikasi,” papar Bob saat paparan publik, Selasa (23/7) di Jakarta.

Meskipun tergolong lancar, namun Bob bilang dengan kondisi Duniatex kini status kreditnya bisa ditingkatkan menjadi pra-kredit macet alias non performing loan (npl). Meskipun ia bilang hal tersebut tak serta merta terjadi alias cross default.

“Kami tidak menutup mata dengan kondisi Duniatex, dan bisa kami siapkan untuk masuk pra-NPL. Namun saat ini masih di kolektibilitas 1,” lanjutnya.

Baca Juga: Tak seperti biasanya, lantai bursa tahun ini masih sepi dari IPO bank

Ia bilang peningkatan kredit tersebut akan disesuaikan dengan upaya restrukturisasi yang tengah ditempuh Duniatex kini. Lagipula kata Bob, exposure perseroan ke Duniatex tergolong aman, sebab perseroan memegang agunan Duniatex berupa tanah, pabrik, dan bangunan yang nilainya mencapai 250% hingga 300% dari total kredit yang diberikan.

Hal senada juga turut diungkapkan Direktur Manajemen Resiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin. Dalam dalam transkrip analyst meeting Bank Mandiri, Rabu (17/7) yang dipublikasikan Thomson Reuters, Sabtu (20/7) Siddik bilang perseroan telah memegang jaminan dengan nilai mencapai 160% dari exposure kreditnya.

“Sepertinya kami yang memegang jaminan paling besar, di bawah Eximbank. Kami juga telah bertemu dengan pemilik Duniatex sejak awal minggu lalu, dan saya pikir solusi untuk restrukturisasinya kelak juga akan didiskusikan dengan 40 kreditur lainnya,” lanjutnya.

Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) mulai cairkan pinjaman sindikasi senilai US$ 200 juta

Sumber Kontan.co.id yang terlibat dalam upaya restrukturisasi menyatakan saat ini Duniatex telah menunjuk AJ Capital sebagai konsultan keuangannya.

“AJ Capital sudah ditunjuk pekan lalu, dan mulai minggu ini mereka telah mulai bekerja. Pertama untuk mengumpulkan laporan keuangan entitas dalam grup. Ini agak sulit karena mereka tidak memiliki laporan konsolidasi sehingga mesti diperiksa satu-satu,” katanya.

Baca Juga: Cari bilateral loan US$ 750 juta, Bank BNI juga pertimbangkan penerbitan global bond

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×