kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Efisiensi dan Ekosistem, Kunci Bank Digital Cetak Pertumbuhan Kinerja dan Pangkas NPL


Kamis, 04 April 2024 / 14:05 WIB
Efisiensi dan Ekosistem, Kunci Bank Digital Cetak Pertumbuhan Kinerja dan Pangkas NPL
ILUSTRASI. Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia (kiri) bersama Komisaris Utama Bank Raya Muhamad Sidik Heruwibowo saat peluncuran perubahan logo baru Bank Raya di Jakarta, Rabu (8/11). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Adrianus Octaviano, Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Ekosistem adalah kata kunci bisnis bank digital. Dengan ekosistem, bank digital sudah memiliki captive market dan nasabah yang pasti. Di sisi lain, ekosistem juga menjadi salah satu penyaring dan pengendali kredit bermasalah alias non performing loan (NPL).

Dengan ekosistem, paling tidak, bank sudah mengenal pasar mereka. Hasilnya sudah mulai nampak ke kinerja keuangan. Sama seperti “sang abang” - bank konvensional- bank-bank digital mencatatkan lonjakan laba di sepanjang tahun 2023.  “Ekosistem sangat penting. Bank digital yang didukung induk bank atau grup cenderung lebih baik. Jika benar-benar sendiri susah mendapatkan nasabah dan terintegrasi dengan kehidupan masyarakat,” ujar Pengamat Pasar Modal dan Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee, kepada Kontan.co.id, Selasa (2/4), 

Seperti halnya beberapa bank digital yang sudah memiliki ekosistem induknya, yaitu Bank Raya ada Bank Rakyat Indonesia (BRI), Allo Bank dengan CT Corp, Bank Jago sedang membangun ekosistem bersama PT Gojek Tokopedia Tak (GOTO) melalui fintech Gopay. 

Menurut Hans Kwee, bank digital mulai tumbuh dan mulai menyalurkan pinjaman digital. Kemampuan bank digital untuk optimalisasi efisiensi operasional bisnis perusahaan karena didukung oleh teknologi.  Untuk menggenjot kinerja bank-bank digital itu harus melakukan berbagai langkah.

Direktur Keuangan Bank Raya, Rustarti Suri Pertiwi menjelaskan, sebagai bank digital, Bank Raya terus mendorong literasi dan adopsi keuangan digital masyarakat. Di antaranya melalui upaya mempermudah masyarakat dalam mengakses  produk dan jasa keuangan utamanya perbankan digital. 

Hal ini tak lepas dari strategi Bank Raya berinovasi di aplikasi Raya dan mengoptimalkan sinergi dengan ekosistem BRI Group. Nasabah Bank Raya yang masih membutuhkan akses keuangan secara online to offline, dapat dengan mudah melakukan transaksi perbankan tidak saja melalui unit kerja Bank Raya, juga melalui ribuan jaringan unit kerja BRI serta ratusan ribu jaringan e-channel BRI dan agen BRILink. Tidak hanya itu, Bank Raya membidik ekosistem pelaku usaha untuk mendorong kemajuan para pelaku usaha seperti hadirnya QRIS merchant dan Saku Bisnis.

Baca Juga: Bank Digital yang Hanya Mengandalkan Satu Ekosistem Berpotensi Punya Risiko Tinggi

Sejalan dengan upaya menumbuhkan bisnis digital, kinerja bank digital tersebut juga terus bertumbuh. Laba Bank Raya misalnya bertumbuh 112,47% year on year (yoy) menjadi Rp 24,35 miliar. Senada dengan Bank Raya, Bank Jago mencetak kenaikan laba hingga 354% yoy menjadi Rp 72,3 miliar. 

Direktur Kepatuhan & Secretaries Perusahaan Bank Jago, Tjit Siat Fun mengungkapkan  pertumbuhan laba yang tinggi lantaran laba Bank Jago pada tahun 2022 memang terbilang rendah. Afun - sapaan wanita ini- melihat pertumbuhan laba akan menjadi momentum positif bagi Bank Jago untuk terus berinovasi melayani nasabah. Dalam hal ini, Bank Jago akan terus berkolaborasi dengan ekosistem digital. 

Sementara itu, ada PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mencetak laba terbesar senilai Rp 444,6 miliar, tumbuh sekitar 64,67% yoy. ”Seluruh kinerja Allo Bank menunjukkan realisasi yang baik dengan beberapa indikator keuangan berada di atas target yang telah ditetapkan,” ujar Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo.

Beberapa bank digital memiliki latar belakang sebagai bank umum tradisional dan bertransformasi menjadi bank digital dimana tertanam dalam ekosistem digital, sehingga proses operasional bisnis juga berbasis digital, sehingga efisiensi dapat dilakukan.

Terkait dengan proses transformasi, Bank Raya juga melakukan berbagai langkah efisiensi pada operasional termasuk proses kredit. Dengan bertransformasi menjadi bank digital maka, proses kredit juga mengalami efisiensi. Hasilnya, berdasarkan kinerja keuangan 2023, Bank Raya mencatat NPL gross 4,4% dengan NPL net sebesar 1,51%. Meskipun demikian, strategi untuk pengelolaan kredit dan efisiensi berjalan dengan baik yang terlihat dari penurunan biaya CKPN sebesar 73,08% yoy serta penurunan rasio BOPO menjadi sebesar 90,51% dari sebelumnya sebesar 93,34%.  

Demi menjaga kualitas asetn Bank Raya melakukan perbaikan kapabilitas manajemen risiko termasuk credit scoring dan sistem analisa, terus melakukan evaluasi berkala terhadap portofolio kredit yang berbasis teknologi dan internal control yang kuat untuk menjaga kualitas kredit serta intensifikasi penyelesaian dan penagihan kredit-kredit jatuh tempo, misal melalui kerjasama dengan berbagai balai lelang.  

Bank Raya juga tmengoptimalkan potensi bisnis dari sinergi BRI Group. Seperti memberikan dukungan pembiayaan modal kerja atau dana talangan untuk peningkatan transaksi agen BRILink yang dapat diakses dengan mudah secara online.  Sehinga mitigasi risiko menjadi lebih terukur.

Ke depan, tantangan besar bagi bank digital tidak berhenti pada membangun ekosistem dan efisiensi operasional, tapi bagaimana bank digital membangun pertumbuhan bisnis berkelanjutan. 

Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada menjelaskan, di dalam satu industri lumrah ada persaingan. Bank digital tentu akan berhadapan dengan perbankan konvensional yang juga mengembangkan layanan digital. 

Untuk itu, penting bagi bank digital untuk terus menciptakan produk dan fitur untuk memenangkan hati nasabah. Sehingga membangun produk perbankan berkualitas yang mampu menjawab kebutuhan transaksi perbankan masyarakat sehari-hari menjadi prioritas. Bank digital harus menciptakan distinctiveness product agar dapat menjadi competitive advantage bank di tengah persaingan. 

"Mereka akan konsisten mengembangkan apps yang user friendly dan juga kemudahan menjangkau customer service untuk membantu keluhan nasabah. Berbagai saluran komunikasi harus disiapkan, misalkan melalui chat WA, Telegram, sosial media, dan sejenisnya," imbuhnya. 

Terkait pengembangan ekosistem, menurut Reza ini hal mutlak untuk menjamin peningkatan transaksi. Sebelum ada fenomena bank digital, bank-bank konvensional telah melakukan kerjasama dengan sejumlah merchant untuk memfasilitasi layanan transaksi kepada para nasabah, termasuk promo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×