Reporter: Ferrika Sari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi pemegang saham Jiwasraya Putra, yang merupakan anak usaha besutan PT Jiwasraya (Persero).
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo menyebut empat perusahaan pelat merah itu adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Pegadaian, PT Kereta Api Indonesia dan PT Telkomsel. Adapun porsi kepemilikan saham mereka bergantung dari bisnis yang akan dikembangkan.
Baca Juga: Genjot penjualan, Pegadaian jalin kolaborasi dengan 10 perusahaan BUMN
“Jadi hasil kajian dari Milliman [jasa aktuari] sudah diisi oleh para direksi dan mereka juga telah mempertimbangkan semua produk yang akan dibuat ke depan apa saja. Dari situ, nantinya akan keluar berapa angka masing-masing saham mereka,” kata Gatot di Jakarta, Senin (30/9).
Secara umum, Jiwasraya masih menguasai saham anak usahanya yaitu 64% dari total saham. Menyusul saham BTN sekitar 20%, Telkomsel 13% dan sisanya yang lain.
“Saham BTN 20% something atau 20,4%. Terus Jiwasraya juga memasukkan sekitar 64% gitu, karena semua produk Jiwasraya yang ada dalam anak perusahaannya,” ungkap Gatot.
Menurut Gatot, produk yang akan dikembangkan empat perusahaan itu di luar produk saving plan. Saving Plan adalah salah satu produk Jiwasraya yang merupakan produk asuransi tradisional dengan garansi imbal hasil tertentu.
Baca Juga: Lesu, Bank Indonesia catat perlambatan di seluruh jenis kredit pada Agustus
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto belum mau mengungkapkan secara detil terkait kepemilikan saham perseroan di Jiwasraya Putra. Penyebabnya, kesepakatan kerja sama ini belum final sehingga dia belum mau berkomentar lanjut.
Awal September 2019 lalu, keempat perusahaan telah menandatangani kesempatan dengan Jiwasraya. Mereka memberikan akses bagi Jiwasraya Putra memasarkan produknya dengan memanfaatkan customer base dan jaringan distribusi dari empat BUMN itu.
Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko berharap kehadiran Jiwasraya Putra bisa menambah aliran kas yang masuk ke perusahaan induk yaitu Jiwasraya. Baik itu berupa dividen (slow cashflow) atau aliran kas dari strategi partnersip.
Baca Juga: Target operasi 2021, Kereta Cepat Jakarta-Bandung mulai instalasi box girder
Selain membentuk anak usaha, manajemen Jiwasraya juga berniat meluncurkan produk baru dengan menggandeng perusahaan reasuransi atau dikenal dengan Financial Reinsurance (FinRe). Skema FinRe membantu Jiwasraya dalam hal mentransfer risiko lantaran portofolio yang dimiliki akan diasuransikan ke reasuransi.
Jiwasraya diperkirakan akan melibatkan perusahaan reasuransi internasional. Menurut Hexana, produk baru yang akan diluncurkan sekitar bulan Oktober atau November 2019 mendatang lebih ke asuransi unitlink, proteksi dan inhealth.
Untuk saat ini, Jiwasraya masih menunggu izin usaha dari regulator sambil menghitung potensi bisnis dari produk baru tersebut. Diketahui, Jiwasraya tengah menghadapi tekanan likuiditas sehingga tidak mampu membayarkan kewajiban atas polis jatuh tempo nasabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News