kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

FIF belum akan turunkan bunga pembiayaan


Rabu, 25 Februari 2015 / 21:23 WIB
FIF belum akan turunkan bunga pembiayaan
ILUSTRASI. ELC Big CIty Light - Fire Engine salah satu mainan untuk anak diatas 3 tahun


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Federal International Finance alias FIF memang belum akan merespon penurunan bunga acuan (BI rate) dengan memangkas bunga pembiayaan. Namun, anak usaha Astra Group tersebut berjanji memberikan undian berhadiah, seperti umrah gratis dan program lainnya, sebagai gimmick marketing.

Toh, Suhartono, Direktur Utama FIF mengatakan, apabila penurunan BI rate sebesar 25 basis poin atau 1% diaplikasikan ke dalam pembiayaan sepeda motor, pengaruhnya tidak akan kentara. "Saya kira, kalau cicilan sepeda motor nasabah dipotong 25 basis poin tidak akan terasa," tutur dia kepada KONTAN, Rabu (25/2).

Paling banyak, sambung dia, penurunan bunga sebesar itu hanya akan mengurangi cicilan sekitar Rp 5.000-Rp 10.000 per bulan. Karenanya, dengan asumsi 1 juta nasabah aktif jika dikurangi Rp 5.000-Rp 10.000 per nasabah, akan lebih menarik dengan program undian berhadiah.

Lain ceritanya apabila penurunan bunga diaplikasikan ke pembiayaan roda empat. Maklum, cicilan untuk kendaraan roda empat berlipat-lipat jauh di atas cicilan sepeda motor. "Jadi, kami memang belum akan menurunkan bunga," terang Suhartono.

Lagipula, menurut Suhartono, hingga saat ini, belum banyak bank yang memangkas bunga kredit mereka. FIF sendiri tidak banyak mengandalkan pendanaan dari bank. Perseroan justru bertumpu pada modal sendiri, surat utang dan pinjaman dari luar negeri.

"Dari total kebutuhan pendanaan sebesar Rp 30 triliun di tahun ini, kontribusi dari bank dalam bentuk join financing itu sekitar Rp 8 triliun. Sementara, Rp 4 triliun dari modal, Rp 8 triliun dari surat utang atau obligasi, dan Rp 10 triliun dari pinjaman luar negeri," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×