Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fintech peer to peer (P2P) lending Modalku membeberkan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif pada tahun ini. Country Head Modalku Indonesia Arthur Adisusanto mengatakan salah satu tantangan yang paling signifikan adalah tingkat literasi keuangan di kalangan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
"Banyak pelaku usaha yang belum sepenuhnya memahami manfaat fintech lending atau pinjaman daring (pindar) sebagai solusi pembiayaan untuk mengembangkan usaha mereka," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (3/6).
Selain itu, Arthur menambahkan bisnis UKM memiliki sifat yang dinamis dan kerap menghadapi tantangan fluktuasi ekonomi. Dia juga menyebut adanya tantangan yang berkaitan dengan perubahan daya beli konsumen dan dinamika cash flow bisnis UKM sehingga dapat meningkatkan potensi risiko kredit macet.
Baca Juga: Modalku Beberkan Strategi Meningkatkan Penyaluran Pembiayaan ke Sektor Produktif
"Sejumlah hal itu menjadi tantangan konstan yang memerlukan kewaspadaan," ujarnya.
Untuk meyikapi tantangan tersebut, Arthur bilang Modalku selalu menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) yang tinggi dalam menyalurkan pembiayaan. Selain itu, dia mengatakan pihaknya juga mengaplikasikan manajemen risiko yang komprehensif melalui analisis data yang mendalam dan model credit scoring yang terus disempurnakan.
"Pendekatan itu memungkinkan kami untuk tetap menyalurkan pembiayaan secara bertanggung jawab sambil memitigasi risiko yang ada, baik di awal tahun maupun menghadapi proyeksi tantangan hingga akhir tahun ini," kata Arthur.
Lebih lanjut, Arthur mengungkapkan melalui sejumlah upaya yang diterapkan, Modalku berhasil mempertahankan rasio tingkat kredit macet secara agregat atau TWP90 di bawah 1% sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Grup Modalku Salurkan Pendanaan Rp 70,5 Triliun per Kuartal I-2025
"Per hari ini (3/6), angka TWP90 Modalku tercatat stabil di kisaran 0,48% dan konsisten berada di bawah 1% sepanjang 2025. Angka itu merefleksikan efektivitas strategi manajemen risiko kami di tengah dorongan pertumbuhan," ucapnya.
Arthur mengatakan Modalku akan terus memantau tingkat TWP90 secara berkala dan ketat ke depannya. Hal itu dilakukan untuk memastikan kualitas portofolio pembiayaan Modalku tetap terjaga dengan baik.
Sebagai informasi, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat TWP90 industri fintech P2P lending per April 2025 tercatat sebesar 2,93%. Adapun TWP90 per April 2025 tercatat memburuk dari posisi April 2024 yang sebesar 2,79%.
Angka TWP90 per April 2025 juga terbilang memburuk, jika dibandingkan dengan posisi Maret 2025 yang sebesar 2,77%.
Baca Juga: Pembiayaan Produktif Fintech P2P Masih Seret, Modalku: Perluas Akses & Jaga Kualitas
Selanjutnya: Pengamat Paramadina Bakal Acungkan 4 Jempol ke Danantara, Asalkan
Menarik Dibaca: Desain Kamar Tidur Tradisional: Perpaduan Klasik dan Modern untuk Rumah Idaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News