kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fokus pada digitalisasi, kinerja BSI semakin solid pasca merger


Kamis, 28 Oktober 2021 / 17:56 WIB
Fokus pada digitalisasi, kinerja BSI semakin solid pasca merger
ILUSTRASI. Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunadi (kiri) . ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau (BSI) menorehkan kinerja yang solid pada triwulan III 2021 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 2,26 triliun, naik 37,01% secara year on year (yoy). Pencapaian kinerja yang solid tersebut seiring strategi bank syariah terbesar di Tanah Air ini yang fokus pada digitalisasi produk dan layanan pasca merger 1 Februari lalu.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan strategi BSI yang fokus pada digitalisasi, baik digitalisasi produk dan layanan kepada seluruh nasabahnya pasca penggabungan tiga bank syariah milik BUMN 1 Februari lalu, telah mampu mendorong pertumbuhan laba bersih pada triwulan III tahun ini.

BSI berkomitmen terus berinovasi dalam layanan jasa keuangan termasuk digital bangking ke depan, sehingga meningkatkan kenyamanan dan kemudahan bertransaksi bagi seluruh nasabah dan dapat memenuhi kebutuhan umat. 

“Akselerasi digital menjadi salah satu fokus BSI dalam menggenjot bisnis," ujar Hery, Kamis (28/10). 

Baca Juga: Perkuat ekonomi dengan optimalkan layanan perbankan, BSI Gandeng BPMI

Hal ini tercermin dari transaksi kumulatif BSI Mobile yang mencapai 74,24 juta transaksi atau tumbuh 133% yoy. 

Hal lain juga ditunjukkan dengan kenaikan transaksi melalui e-channel pada September 2021 yang mencapai 162,40 juta transaksi atau 95% transaksi di BSI sudah menggunakan e-Channel. Sedangkan sisanya sebanyak 5% masih menggunakan layanan di teller.

Selain terdorong transaksi digital, perolehan laba bersih yang gemilang ditopang pula kinerja berbagai sektor. Di antaranya perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 219,19 triliun. 

Terkait DPK, menurut Hery, BSI terus meningkatkan pertumbuhan tabungan khususnya tabungan wadiah. Di mana tabungan wadiah tumbuh signifikan sebesar 16,22% yoy atau mencapai Rp 30,35 triliun pada September 2021. 

Sementara itu untuk total tabungan bertumbuh 11,57% yoy yang mencapai Rp 91,43 triliun pada kurun waktu yang sama. 

Pertumbuhan tabungan tersebut berdampak kepada membaiknya cost of fund yang kini sekitar 2,10%. Persentase tersebut turun signifikan dibandingkan dengan Desember 2020 yang sebesar 2,67%. 

Selain DPK, kinerja pembiayaan pun tak kalah moncer. Pembiayaan BSI mampu tumbuh sekitar 7,38% yoy yang mencapai Rp163,32 triliun. BSI pun mampu menjaga kualitas pembiayaan (NPF) nett sebesar 1,02%.

Hery menjelaskan, pertumbuhan pembiayaan disokong oleh pembiayaan konsumer yang mencapai Rp77,89 triliun. Jumlah itu naik sekitar 21,43 % yoy dari sebesar Rp64,14 triliun. Disusul gadai emas yang tumbuh 15,58% yoy dengan penyaluran mencapai Rp4,42 triliun dari sebelumnya Rp3,82 triliun. 

Sementara itu, realisasi pembiayaan komersial BSI sepanjang Januari-September 2021 mencapai Rp10,58 triliun, tumbuh sekitar 7,29% yoy dari sebelumnya sebesar Rp9,86 triliun. 

Adapun untuk sektor mikro berhasil tumbuh sekitar 4,74%. Menurutnya, BSI terus mendorong pertumbuhan pembiayaan kepada UMKM sehingga komposisinya hingga September 2021 mencapai 22,93%, atau meningkat dari posisi Desember 2020 yang sekitar 22,40%.

Hery menekankan, dengan sinergi yang baik dari berbagai segmen tersebut BSI mampu meningkatkan aset menjadi Rp251,05 triliun atau naik sekitar 10,15% yoy dari Rp 227,92 triliun. 

Selain dari segi bisnis, lanjut Hery, pihaknya juga terus berkomitmen menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan (sustainable finance). Sehingga peran bank syariah terus bertambah untuk memberikan kemaslahatan bagi masyarakat dengan mengimplementasikan prinsip tersebut di berbagai sektor. 

Di antaranya melalui pembiayaan keuangan berkelanjutan yeng nilainya mencapai Rp41,07 triliun atau setara 22,9% dari total pembiayaan BSI. BSI pun melakukan pemasangan panel surya serta peletakan reverse vending machine & plasticpay mini collection point di Jakarta. 

Dukungan pada transaksi sosial keagamaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) juga terus digencarkan BSI melalui penyaluran zakat perseroan per September 2021 yang mencapai Rp 72,48 miliar. 
Pendistribusian zakat berfokus pada pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan BSI scholarship sebanyak 500 mahasiswa, BSI Care serta program 14 desa berdaya sejahtera Indonesia.

“Hal ini semakin memberikan spirit BSI untuk terus maju dan berfokus pada berbagai strategi penting di antaranya integrasi operasional pasca legal merger, mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan sustain, efisiensi dan akselerasi kapasitas digital,” tutur Hery.

Hery menegaskan bahwa pertumbuhan kinerja BSI menggambarkan pula optimisme masyarakat bahwa kondisi ekonomi berangsur membaik setelah terpukul pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya bertekad menjaga momentum pemulihan ekonomi ini dengan pelayanan prima bagi nasabah. 

Sebagai bentuk dukungan dan komitmen BSI dalam pemulihan ekonomi nasional, lanjut dia, bank syariah terbesar di Tanah Air itu pun turut berperan dalam penyaluran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tahap 2. 

Hingga Oktober 2021 BSI telah merealisasikan program PEN sebesar Rp 4,5 triliun.  Atau me-leverage 1,5 kali dari dana PEN yang diterima sebesar Rp3 triliun. Dana sebesar itu disalurkan BSI kepada lebih dari 18.000 nasabah.

Selanjutnya: Laba bersih Bank Syariah Indonesia naik 37% jadi Rp 2,25 triliun di kuartal III-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×