Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Jika tidak ada aral melintang, PT Bank Windu Kentjana International Tbk berencana menggarap lini corporate banking. Ini akan menambah panjang daftar lini bisnis yang ditangani calon mitra China Construction Bank (CCB) tersebut. Selama ini, perseroan cuma berkutat pada bisnis small medium enterprise (SME), consumer dan commercial banking.
"Dengan catatan, proses akuisisi Bank Windu oleh CCB nanti berjalan mulus. Setelah CCB masuk, karena keahliannya adalah infrastruktur, perkiraan saya penyaluran kreditnya akan melalui bisnis corporate banking. Sementara, existing bisnis Bank Windu tetap dipertahankan," imbuh Luianto Sudarmana, Direktur Utama Bank Windu, Senin (28/12).
Dari total kredit yang disalurkan Bank Windu, sekitar 31% di antaranya mengalir ke SME, 10% ke konsumer dan sisanya disalurkan ke kredit komersial. Adapun, sampai akhir tahun ini, kredit yang dibukukan perseroan diperkirakan mencapai Rp 7,2 triliun atau tumbuh tipis 4% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Bank Windu menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 15% dalam rencana bisnis bank (RBB). Namun demikian, manajemen optimistis, pertumbuhan itu akan lebih tinggi kalau proses akuisisi rampung dan berjalan mulai tahun depan. "Pertumbuhannya bisa di atas itu dengan CCB masuk," terang Luianto.
Tetapi, Bank Windu sepertinya harus bersabar. Pasalnya, rencana CCB untuk mengakuisisi Bank Windu lewat skema penyerapan right issue harus tertunda seiring dengan belum disetujuinya niat bank asal China tersebut oleh otoritas setempat. Sejatinya, right issue dilakukan akhir tahun atau paling lambat awal tahun depan.
"Namun, masih ada kendala dari otoritas China terhadap aksi korporasi CCB. Kami juga tidak tahu persisnya kenapa. Yang pasti, bukan batal. Hanya tertunda. Hal ini berdampak pada akuisisi Bank Antardaerah. Kemungkinan bisa dilakukan di kuartal pertama atau bahkan kuartal kedua di 2016," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












