Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah turun empat kali sepanjang tahun ini, menjadi 5%. PT Gadai ValueMax Indonesia menilai penurunan suku bunga BI tak serta-merta berdampak langsung terhadap bunga gadai perusahaan.
Manager Accounting Gadai ValueMax Indonesia Panji Parang Kunang mengatakan hal itu karena model bisnis pergadaian berbeda dengan perbankan. Dia menyebut pergadaian menerapkan sistem bunga tetap yang dihitung berdasarkan periode tertentu (per 15 hari) dan bukan berdasarkan bunga harian yang mengambang, seperti bank.
"Selain itu, bunga gadai lebih bersifat sebagai sewa modal atau biaya jasa yang sudah ditetapkan untuk menutupi risiko dan biaya operasional, sehingga tidak selalu mengikuti pergerakan suku bunga acuan BI secara langsung," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (27/8).
Dengan demikian, Panji menyebut meskipun suku bunga BI turun, bunga gadai perusahaan tetap stabil demi menjaga keberlanjutan bisnis, serta memberikan pelayanan yang konsisten kepada nasabah.
Baca Juga: Budi Gadai Nilai Penurunan Suku Bunga BI Tak Langsung Membuat Bunga Gadai Berubah
Lebih lanjut, Panji mengungkapkan saat ini, tidak ada faktor eksternal atau internal lain yang secara signifikan mendorong penurunan bunga gadai perusahaan. Meskipun demikian, dia menerangkan ada sejumlah faktor yang bisa memengaruhi bunga gadai, seperti inflasi, perubahan regulasi, atau kondisi ekonomi makro.
"Namun, dalam situasi sekarang, belum ada perubahan yang mengharuskan penyesuaian bunga gadai," tuturnya.
Dalam menetapkan bunga gadai, Panji juga menjelaskan biasanya akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti risiko kredit, biaya operasional, kondisi pasar, dan persaingan. Dia bilang Gadai ValueMax Indonesia menyatakan tetap menjaga bunga pada level yang kompetitif, tetapi realistis untuk menjaga profitabilitas dan keberlanjutan layanan.
Sementara itu, Panji mengatakan persaingan di industri pergadaian yang makin ketat karena bertambahnya jumlah perusahaan gadai, belum memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap bisnis perusahaan. Hal itu terlihat dari peningkatan omzet dan Outstanding Loan (OSL) yang terus tumbuh.
Meskipun demikian, Panji mengatakan fenomena perang bunga gadai tentu bisa berpotensi menekan margin keuntungan, tetapi Gadai ValueMax Indonesia optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan bisnis dengan strategi yang tepat dan efisiensi operasional.
Terkait besaran bunga gadai, Gadai ValueMax Indonesia menetapkan sebesar 1,1% untuk setiap periode 15 hari, misalnya untuk barang jaminan emas perhiasan dan logam mulia. Panji menuturkan besaran bunga gadai sudah disesuaikan dengan standar industri, serta mempertimbangkan faktor risiko dan biaya operasional yang ditanggung.
"Dengan sistem bunga per 15 hari, nasabah mendapatkan kepastian biaya selama masa pinjaman tanpa adanya perhitungan bunga harian yang fluktuatif. Kami percaya bahwa tingkat bunga tersebut masih kompetitif dan wajar bagi nasabah, sehingga tetap memberikan nilai tambah bagi nasabah," kata Panji.
Baca Juga: PPGI Nilai Bunga Gadai Belum akan Turun meski Suku Bunga BI Turun
Selanjutnya: Tantangan Kemenko Pangan dalam Mewujudkan Swasembada Gula Nasional
Menarik Dibaca: Film Legenda Kelam Malin Kundang Rilis Teaser Poster dan Teaser Trailer
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News