kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Pengamat: Penurunan Bunga Kredit Tak Langsung Tekan Suku Bunga Multifinance


Kamis, 01 Mei 2025 / 16:54 WIB
Pengamat: Penurunan Bunga Kredit Tak Langsung Tekan Suku Bunga Multifinance
ILUSTRASI. Petugas melayani pengunjung diler penjualan mobil baru di Jakarta, Rabu (16/4/2025). Pembiayaan untuk mobil baru masih menjadi penyumbang terbesar untuk sebagian pelaku industri multifinance. Produk ini menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin memiliki mobil baru namun tidak memiliki cukup dana tunai. Multifinance menawarkan berbagai pilihan pembiayaan dengan tenor yang beragam, uang muka yang bisa disesuaikan, dan berbagai keuntungan lainnya. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga kredit perbankan tercatat mengalami penurunan menjadi 9,42% pada Maret 2025. Meski demikian, pengamat multifinance, Jodjana Jody menilai penurunan ini tidak serta merta akan langsung berdampak pada penurunan suku bunga pinjaman yang ditawarkan oleh perusahaan multifinance.

Menurutnya, penurunan suku bunga kredit bank kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan komposisi portofolio kredit, bukan karena adanya pelonggaran signifikan dari suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).

“Dengan kondisi likuiditas yang ketat saat ini, saya pikir akan sulit bagi perusahaan multifinance untuk langsung menurunkan bunga kreditnya,” ujar Jody kepada Kontan, Kamis (1/5).

Baca Juga: Penyaluran Dana Tunai Multifinance Bergairah Kuartal I-2025 Meski Ada Tekanan Ekonomi

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa penyesuaian suku bunga ke nasabah oleh perusahaan multifinance tidak dapat dilakukan secara instan. Hal ini disebabkan oleh struktur pendanaan yang kompleks di tiap perusahaan pembiayaan, yang bisa berasal dari pinjaman bank, penerbitan obligasi, hingga pembiayaan luar negeri (offshore).

“Kalau bunga kredit yang diterima perusahaan multifinance memang menurun, maka mereka akan melihat apakah rata-rata tertimbang dari bunga kredit mereka benar-benar turun. Jika ya, maka bunga ke konsumen bisa diturunkan. Tapi tidak langsung, karena perlu waktu untuk menghitung berapa sebenarnya rata-rata biaya dana (weighted average cost of fund) yang aktual,” katanya.

Baca Juga: OJK Beberkan Penyebab Piutang Pembiayaan Multifinance Tumbuh Melambat

Dengan demikian, meski suku bunga kredit bank menurun, dampaknya ke suku bunga pinjaman konsumen di sektor pembiayaan diperkirakan akan terjadi secara bertahap dan bergantung pada struktur biaya pendanaan masing-masing perusahaan.

Baca Juga: BFI Finance Salurkan Pembiayaan Baru Rp 5,9 Triliun pada Kuartal I-2025

Selanjutnya: APBN Sudah Defisit, Surplus Keseimbangan Primer Terancam Tak Bertahan Lama

Menarik Dibaca: 10 Pilihan Buah-buahan untuk Asam Lambung yang Sehat dan Aman Dikonsumsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×