Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri fintech peer to peer (P2P) lending belakangan ini menjadi sorotan karena permasalahan gagal bayar.
Mengenai hal itu, fintech peer to peer (P2P) lending PT Sahabat Mikro Fintek (SAMIR) optimistis penerima dana atau borrower masih mempercayai dan berminat terhadap fintech lending.
"Secara umum, penerima dana masih mempercayai fintech lending sebagai platform sebagai salah satu pilihan pendanaan. Tentu hal itu dapat dimengerti karena kecepatan proses penilaian pinjaman dan kemudahan akses pendanaan, jika dibandingkan dengan institusi keuangan tradisional," ucap Public and Government Relation SAMIR Balqis kepada Kontan.co.id, Rabu (21/2).
Baca Juga: Samir Catat Penyaluran Pinjaman Capai Rp 765,50 Miliar hingga Januari 2024
Menurut Balqis bahwa reputasi fintech lending secara keseluruhan tetap tergantung pada tata kelola perusahaan dan integritas pemangku kepentingan pada internal perusahaan.
Untuk menjaga kinerja tetap sehat baik dari segi pendanaan dan kredit macet, dia menyampaikan perusahaan akan meningkatkan proses pengambilan keputusan kredit yang lebih akurat dan hati-hati dalam memilih calon penerima dana.
"Penggunaan teknologi dan analisis data yang lebih akurat dan diperbaharui secara bersinambungan untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentang profil dan kecenderungan pembayaran peminjam," katanya.
Baca Juga: SAMIR Mencatat Kenaikan Pendanaan di Bulan Januari 2024
Balqis bilang peningkatan sistem pemantauan dan penagihan diperlukan untuk mengidentifikasi dan menangani sejak dini potensi risiko gagal bayar.
Selain itu, dia menerangkan perlu juga pelatihan dan pengembangan staf yang bertanggung jawab atas manajemen risiko dan penagihan.
Ditambah melakukan evaluasi berkala terhadap kebijakan dan strategi perusahaan dalam hubungannya dengan pengembangan produk dan pertumbuhan bisnis.
Baca Juga: Sejumlah Fintech Lending Punya Kredit Macet Tinggi, Ini Penyebabnya
Sementara itu, Balqis menyampaikan sejak didirikan sampai Januari 2024, SAMIR sudah menyalurkan pendanaan kurang lebih Rp 780 miliar.
Mengenai proyeksi tahun ini, dia mengatakan perusahaan akan melihat juga dari kondisi pasar internal maupun eksternal, serta upaya yang akan diambil dalam meningkatkan kualitas pinjaman dan mengurangi risiko gagal bayar.
Menurutnya, penting juga untuk memperhatikan kembali aspek risiko dan kehati-hatian dalam mengejar pertumbuhan.
"Adapun TWP90 kami saat ini berada di angka 2,13% atau masih di bawah 5%," ujar Balqis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News