kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Gagal Melantai di bursa AS, Induk Kredivo Maish Berupaya Menjadi Perusahaan Publik


Rabu, 16 Maret 2022 / 13:51 WIB
Gagal Melantai di bursa AS, Induk Kredivo Maish Berupaya Menjadi Perusahaan Publik
ILUSTRASI. Akshay Garg, CEO & Co-Founder FinAccel. KONTAN/Marantina Napitu


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. FinAccel, perusahaan induk Kredivo, batal untuk melantai di bursa AS karena penghentian bersama dari perjanjian merger dengan VPC Impact Acquisition Holdings II (VPCB), perusahaan cangkang (SPAC) yang disponsori oleh Victory Park Capital (VPC). Namun, hal tersebut tak menutup kemungkinan bahwa FinAccel akan mencoba kembali rencana menjadi perusahaan publik.

Seperti diketahui, FinAccel pada tahun lalu merencanakan akan melantai di indeks Nasdaq dengan valuasi bisa mencapai kisaran US$ 2,5 miliar melalui skema SPAC. Awalnya, rencana tersebut diharapkan bisa terealisasi pada kuartal pertama tahun ini.

Co-Founder and Group CEO of FinAccel Akshay Garg mengatakan, tidak ada perubahan strategi perusahaan dan melihat pilihan untuk menjadi perusahaan publik masih akan ada untuk jangka panjang.

“Jadi saya pikir ketika kita sampai pada titik itu lagi di mana kita benar-benar melihat IPO dengan serius, semua opsi ada di atas meja,” ujar Akshay dalam diskusi terbatas bersama media, Rabu (16/3).

Baca Juga: Induk Kredivo Gagal Melantai di Bursa AS, CEO: Investor Masih Tertarik Pada Kami

Dalam hal ini, Akshay tidak menutup kemungkinan bahwa bisa jadi melantai di bursa lain, termasuk Indonesia. Namun, ia melihat bursa AS masih menjadi pilihan yang tepat jika ingin menjadi perusahaan terbuka.

Bukan tanpa alasan, ia melihat AS menjadi tempat yang tepat jika ingin melakukan IPO. Alasannya, ia menilai AS merupakan pasar modal yang terdalam di antara bursa-bursa negara lainnya.

“Saat kami berpikir untuk membangun bisnis yang sangat-sangat besar dan sangat sehat selama beberapa tahun ke depan dengan tujuan melayani 10 hingga 20 juta pelanggan di asia tenggara, dengan serangkaian produk keuangan, kami juga ingin memiliki akses ke pasar modal terdalam,” ujarnya.

Sementara itu, Akshay menegaskan saat ini pihaknya masih menutup pintu untuk menjual kepemilikan saham mayoritasnya pada investor yang tertarik. Ia melihat masih banyak segmen yang bisa digarap salah satunya sektor bank digital, menyusul aksi akuisisinya terhadap PT Bank Bisnis Internasional.

“Kami pikir kami menambahkan banyak nilai ke ekosistem sebagai pemain independen di tengah banyaknya persaingan seputar perbankan digital,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×