Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah mengubah strategi perusahaan modal ventura (venture capital) dalam berinvestasi kepada start up. Bila sebelum pandemi, modal ventura agresif, kini cenderung lebih hati-hati mendanai akibat dampak lanjutan Covid-19.
Hal ini tecermin dari kinerja perusahaan modal ventura yang tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penyertaan langsung senilai Rp 2,46 triliun per April 2020. Tumbuh tipis dibandingkan Maret 2020 senilai Rp 2,40 triliun.
Kinerja tersebut berasal dari 61 entitas modal ventura yang terdaftar di OJK. Sebab, belum ada aturan yang mewajibkan perusahaan modal ventura terdaftar di OJK.
Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R.Sirait mengatakan perusahaan modal ventura tetap akan prudent dalam berinvestasi. Lantaran pandemi ini masih akan terus berlangsung.
“Kami akan prudent dalam berinvestasi juga fokus pada existing start up (start up yang sudah pernah di danai). Tetapi komunikasi untuk perkuat pengambilan keputusan tetap dibangun dan intensif tentunya,” ujar Jefri kepada Kontan.co.id, Jumat (19/6).
Baca Juga: Facebook dan Paypal suntik perusahaan Indonesia, dana venture capital masih gemuk
Jefri menilai sektor start up yang akan banyak diminati saat ini tergantung dari selera dan strategi masing-masing perusahaan. Biasanya akan lebih memilih sektor yang bisa mendukung ekosistem group ataupun perusahaan.
Kendati demikian, Jefri melihat tren yang terbentuk oleh pandemi juga bisa mempengaruhi kebijakan dan keputusan yang diambil oleh modal ventura. Ia mengakui ada peluang bagi start up yang bergerak di bidang kesehatan, pangan, dan logistik lebih diincar karena tengah mengalami kenaikan permintaan selama pandemi.
PT Mandiri Capital Indonesia sebelumnya tahun ini berencana menambah investasi kepada tiga start up. Namun, sejak adanya pandemi anak perusahaan Bank Mandiri ini lebih selektif untuk mencari start up baru.
Chief Executive Officer Mandiri Capital Eddi Danusaputro mengatakan saat penerapan New Normal perusahaan masih selektif dalam berinvestasi ke startup. Sebab Covid-19 telah memberikan dampak bagi perekonomian secara global maupun nasional.