kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gara-gara corona, modal ventura hati-hati berinvestasi ke start up


Jumat, 19 Juni 2020 / 17:39 WIB
Gara-gara corona, modal ventura hati-hati berinvestasi ke start up
ILUSTRASI. Direktur Utama Mandiri Capital Eddi Danusaputro saat pengambilan gambar di kantor Mandiri Capital, Jakarta, Kamis (24/8). KONTAN/Baihaki/24/8/2017


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah mengubah strategi perusahaan modal ventura (venture capital) dalam berinvestasi kepada start up. Bila sebelum pandemi, modal ventura agresif, kini cenderung lebih hati-hati mendanai akibat dampak lanjutan Covid-19.

Hal ini tecermin dari kinerja perusahaan modal ventura yang tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penyertaan langsung senilai Rp 2,46 triliun per April 2020. Tumbuh tipis dibandingkan Maret 2020 senilai Rp 2,40 triliun.

Kinerja tersebut berasal dari 61 entitas modal ventura yang terdaftar di OJK. Sebab, belum ada aturan yang mewajibkan perusahaan modal ventura terdaftar di OJK.

Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R.Sirait mengatakan perusahaan modal ventura tetap akan prudent dalam berinvestasi. Lantaran pandemi ini masih akan terus berlangsung.

“Kami akan prudent dalam berinvestasi juga fokus pada existing start up (start up yang sudah pernah di danai). Tetapi komunikasi untuk perkuat pengambilan keputusan tetap dibangun dan intensif tentunya,” ujar Jefri kepada Kontan.co.id, Jumat (19/6).

Baca Juga: Facebook dan Paypal suntik perusahaan Indonesia, dana venture capital masih gemuk

Jefri menilai sektor start up yang akan banyak diminati saat ini tergantung dari selera dan strategi masing-masing perusahaan. Biasanya akan lebih memilih sektor yang bisa mendukung ekosistem group ataupun perusahaan.

Kendati demikian, Jefri melihat tren yang terbentuk oleh pandemi juga bisa mempengaruhi kebijakan dan keputusan yang diambil oleh modal ventura. Ia mengakui ada peluang bagi start up yang bergerak di bidang kesehatan, pangan, dan logistik lebih diincar karena tengah mengalami kenaikan permintaan selama pandemi.

PT Mandiri Capital Indonesia sebelumnya tahun ini berencana menambah investasi kepada tiga start up. Namun, sejak adanya pandemi anak perusahaan Bank Mandiri ini lebih selektif untuk mencari start up baru.

Chief Executive Officer Mandiri Capital Eddi Danusaputro mengatakan saat penerapan New Normal perusahaan masih selektif dalam berinvestasi ke startup. Sebab Covid-19 telah memberikan dampak bagi perekonomian secara global maupun nasional.

Selain itu, pandemi covid-19 menjadikan due dilligence lebih sulit, sehingga untuk meminimalisir risiko yang ada, pihaknya lebih teliti untuk memilih start up baru.

“Kami lebih selektif dan mencari start up dengan model bisnis yang sudah teruji, disiplin dalam manajemen cost (pengeluaran) dan tidak terlalu mengandalkan burning cash. Kami tetap fokus untuk start up bidang finansial atau fintech untuk mendukung Mandiri Group,” ujar Eddi kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Meski ada pandemi, Mandiri Capital masih berencana suntik dana ke start up

Eddi menyebut anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini telah mendanai ke 13 yang ada di Indonesia. Adapun jumlah dana yang telah disalurkan mencapai Rp 1 triliun.

Perusahaan rintisan itu antara lain Mekari, Cashlez, Amartha, Yokke, Privyid, Pten, DAM, Moka, Koinworks, Investree, LinkAja, Crowde, dan Halofina.

MCI memiliki strategi mendanai start up mulai dari seed funding hingga seri A. Ke depannya, Mandiri Capital akan mulai masuk pendanaan seri B dan seri C.

“Pada 2020 kami ada budget Rp 50 miliar untuk dua hingga tiga investasi baru. Juga menyiapkan dana Rp 50 miliar untuk pendanaan lanjutan. Start up yang diincar adalah fintech yang harus bisa sinergi dengan Mandiri Group seperti insurtech dan remittance,” tutur Eddi.

Selain itu, Eddi bilang bakal menunda untuk meluncurkan venture fund senilai US$ 100 juta yang semulanya bakal diluncurkan pada kuartal kedua 2020. Ia berharap sebelum penghujung tahun sudah bisa merilis produk terbaru ini.

Lantaran Mandiri Capital kesulitan melakukan roadshow ke Jepang, Korea Selatan, dan lainnya. Hal ini dikarenakan imbauan untuk tidak melakukan penerbangan ke berbagai negara terdampak Covid-19.

Venture fund merupakan salah satu produk dari perusahaan modal ventura. Rencana Mandiri Capital ini bakal menjadi penggalangan dana investasi eksternal pertama yang akan dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan lantaran masih besarnya kebutuhan investasi di Indonesia cukup besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×