kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gara-gara corona, penerbitan obligasi multifinance tak seramai dulu


Sabtu, 09 Mei 2020 / 08:05 WIB
Gara-gara corona, penerbitan obligasi multifinance tak seramai dulu


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Aksi korporasi menerbitkan surat utang bagi perusahaan pembiayaan kuartal pertama 2020 terbilang sepi. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga Maret 2020, penerbitan surat utang obligasi oleh multifinance mencapai Rp 400 miliar.

Nilai itu melorot dari posisi Maret 2019 mencapai Rp 7,41 triliun. Rinciannya sebanyak Rp 7,2 triliun obligasi dan Rp 214 miliar untuk penerbitan sukuk. Perusahaan pemeringkat PT Pefindo menyatakan sepinya pencarian dana oleh multifinance lewat pasar modal tak terlepas dari likuiditas perusahaan.

Baca Juga: BTN: Walau ada pandemi, kinerja masih on track

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito menyatakan selain itu juga dipengaruhi oleh minat perbankan memberikan pinjaman kepada multifinance. Hal ini juga tidak terlepas dari keputusan menentukan waktu penerbitan surat utang untuk memenuhi utang yang jatuh tempo pada kuartal kedua dan ketiga.

“Ada faktor timing, biasanya penerbitan Q1 dan Q2 tiap tahun gunakan laporan keuangan audit Desember. Kita lihat lagi, pada 2019 itu, memang multifinance menerbitkan surat utang cukup besar. Dengan adanya Covid-19 ini, laporan keuangan mendapat relaksasi sampai Agustus, biasanya kan Juni. Ini bisa jadi calon penerbit, cari waktu yang tepat. Dengan kondisi saat ini, dimana ketidakpastian cukup tinggi,” ujar Kepala Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Hendro Utomo dalam video conference pada Jumat (8/5).

Lanjut Ia, saat ini ekspansi multifinance berkurang. Lantaran perusahaan fokus pada menjaga penagihan pembiayaan. Sedangkan permintaan pencairan pembiayaan baru sangat terbatas. Secara otomatis, kebutuhan dana bisa dikelola dengan baik dan tidak perlu terbitkan surat utang.

Dari sisi investor, ada kecenderungan untuk mendapatkan kupon atau harga yang lebih menarik. Artinya bunga yang harus dibayarkan oleh multifinance menjadi lebih tinggi.

Baca Juga: Gara-gara corona, multifinance bakal review rencana penerbitan surat utang

Kendati demikian, hingga April 2020, Pefindo telah menerima mandate rencana emisi dari sektor pembiayaan senilai Rp 11,25 triliun. Rinciannya sebanyak Rp 7 triliun dari enam entitas multifinance dan sebanyak Rp 4,25 triliun dari perusahaan pembiayaan khusus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×