Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) menyiapkan berbagai strategi agar produk digital lending tetap terjaga di masa pandemi corona (Covid-19). Di antaranya fokus pada bisnis utama gadai serta menjaga kualitas aset pinjaman.
"Kami sangat selektif memberikan pinjaman non-gadai. Alhamdulillah rasio NPL kami masih sangat bagus sampai saat ini," kata Direktur Teknologi dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono, pekan lalu.
Perseroan juga terus meningkatkan sistem dan penguatan manajemen risiko agar bisa tetap tumbuh dengan aman. Hingga saat ini, produk digital lending masih berkontribusi kecil yaitu Rp 270 miliar dengan outstanding Rp 15 miliar.
“Memang masih kecil, tapi kita tengah siapkan teknologi IT dan mendukung pertumbuhan ke depan sehingga bila ini marak maka Pegadaian sudah siap,” jelasnya.
Baca Juga: Pegadaian menawarkan obligasi dan sukuk dengan bunga hingga 6,45%
Seperti diketahui, produk digital lending yang memberikan pinjaman modal kerja bagi usaha menengah ke atas dengan skema invoice financing. Pinjamannya memiliki tenor pendek dari dua bulan hingga enam bulan. Adapun besar pinjaman mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 2 miliar.
Batas pinjaman itu mirip dengan batas maksimal pinjaman yang bisa diberikan peer to peer lending. Ia mengaku saat ini produk digital lending ini masih dalam tahapan piloting izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ia menyatakan digital lending ini memiliki dua saluran. Pertama indirect dengan bekerjasama dengan pemain P2P lending modal kerja terbesar. Ke depan, ia berencana akan menggandeng tiga hingga empat pemain P2P lending modal kerja besar lainnya.
Sejalan dengan itu, Pegadaian juga menggarap saluran langsung atau direct digital lending. Teguh menyebut Pegadaian juga mengajukan kepada OJK untuk menggarap bisnis ini.
“Direct lending ini utamanya kita mulai dari BUMN. Jadi vendor-vendor yang sehat dan bekerja untuk BUMN bisa kita beri pinjaman langsung dari Pegadaian lewat invoice financing. Juga para UMKM yang tergabung dalam platform PaDI milik Kementerian BUMN,” tambah Teguh.
Selain menggarap digital lending, Pegadaian juga tengah menyiapkan tiga model bisnis lainnya saat memasuki new normal. Mulai dari Gold Card atau kartu kredit bagi nasabah berdasarkan tabungan emas. Juga transaksi gadai dropbox hingga menerapkan bisnis hightouch to hightech.
Selanjutnya: AFPI catat restrukturisasi pinjaman P2P lending sekitar Rp 300 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News