Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank JTrust Inonesia Tbk (BCIC) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (27/6) di Jakarta. Dalam RUPST, salah satu agenda diputuskan bahwa perseroan turut merombak jajaran pengurusnya.
Di jajaran Komisaris, dipilih Sutirta Budiman sebagai Komisaris Independen menggantikan posisi Kwik Ing Hie. Sedangkan di jajaran Direksi, perseroan turut menambah jumlah direkturnya yang sebelumnya berisi empat orang, menjadi tujuh orang.
Shigesyoshi Asano yang sebelumnya menduduki jabatan direktur utama kini menjabat Wakil direktur utama. Sedangkan kursi direktur utama diisi oleh Ritsuo Fukadai. Dari jajaran direksi sebelumnya, hanya posisi Direktur Rio Lanasier yang diganti, sementara Felix Istyono Hartadi Tiono, dan Helmi A. Hidayat tetap. Sementara tiga posisi direktur baru diisi oleh Cho Won June, Bijono Waliman, dan Rayendra Prasetya.
Meskipun telah disetujui RUPST, pengurus baru perseroan mesti menunggu hasil uji kelayakan dari Otoritas Jasa Keuangan. Berikut susunan komisaris dan direksi Bank Jtrust paling anyar:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : Nobiru Adachi
Komisaris : Nobuiku Chiba
Komisaris Independen : Mahdy Mahmudi
Komisaris Independen : Sutirta Budiman
Direksi:
Direktur Utama : Ritsuo Fukudai
Wakil Direktur Utama : Shigeyoshi Asano
Direktur : Felix Istyono Hartadi Tiono
Direktur : Helmi Arief HIdayat
Direktur : Cho Won June
Direktur : Bijono Waliman
Direktur : Rayendra Prasetya
Dalam keterangan resminya, Direktur Utama Bank JTrust baru Ritsuo Fukudai bilang pengurus jajaran pengurus perseroan diisi oleh figur yang memiliki kompetensi dan kemampuan terbaik di bidangnya.
Melalui kepengurusan baru ini pun, perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan infrastruktur teknologi dan menerapkan praktik manajemen resiko di seluruh aspek bisnis guna memberikan layanan yang berkualitas kepada masyarakat.
“Melalui investasi IT dan penerapan manajemen resiko yang baik, kami optimistis kinerja JTRust tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu,” kata Fukadai.
Tahun ini perseroan juga bertekad untuk terus meningkatkan penghimpunan dana murah alias current account and saving account (CASA). Ditambah perseroan juga akan terus meningkatkan pendapatan komisi (fee based income) dari transaksi valas, dan transaksi obligasi. Sedangkan untuk ekspansi kredit, segmen produktif akan dibidik perseroan.
Bekas Bank Century ini akan terus bersinergi dengan entitas bias JTrust Group yang bergerak di bidang keuangan, misalnya PT JTrust Olympindo Multi Finance (TO) Finance). Melalui penyaluran kredit ke JTO Finance diharapkan menghasilkan kontribusi yang positif bagi perseroan.
Beberapa waktu belakangan, kinerja perseroan memang jeblok. Akhir tahun lalu misalnya, perseroan mencatatkan rugi bersih mencapai Rp. 550,79 miliar, padahal akhir 2017 perseroan masih bisa meraup untung Rp 129,06 miliar.
Hingga kuartal 1/2019 pun kinerja perseroan tak kunjung membaik, bahkan bertambah buruk. Hingga kuartal 1/2019, perseroan mencatatkan rugi bersih tahun berjalan Rp 107,58 miliar. kerugian tersebut tumbuh hingga 187,52% (yoy) dibandingkan kuartal 1/2018 yang mencatatkan kerugian Rp 37,41 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News