Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Pertumbuhan kredit pemilikan properti mulai melambat. Selain lantaran kebijakan pengetatan loan to value ratio (LTV) yang dirilis Bank Indonesia September lalu, pelambatan penyaluran kredit properti juga dipicu kenaikan suku bunga acuan BI alias BI rate.
Asisten Gubernur BI Mulya Siregar, mengatakan penyaluran kredit properti mulai melambat sejak pengetatan LTV dan larangan kredit untuk rumah kedua yang belum jadi alias inden mulai berlaku Oktober lalu. Per Oktober 2013, kredit properti hanya tumbuh 0,54% ketimbang bulan sebelumnya.
Padahal, sepanjang Januari 2013 hingga September 2013, rata-rata penyaluran kredit properti tumbuh 2,42% per bulan.
Mulya mengatakan pelambatan pertumbuhan kredit properti juga disebabkan kenaikan suku bunga kredit. "Saya belum bisa bilang pelambatan karena kenaikan BI rate," kata Mulya.
Toh, mau tidak mau harus diakui, kenaikan BI rate merupakan faktor utama pengerek kenaikan suku bunga kredit. Wakil Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Evi Firmansyah, mengatakan kenaikan suku bunga kredit pasca kenaikan BI rate menjadi sebab utama pelambatan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) di BTN.
Menurut Evi, perlambatan pertumbuhan kredit KPR di BTN bukan disebabkan pengetatan LTV dan pelarangan KPR inden untuk kepemilikan rumah kedua. Sebab, 95%-98% debitur KPR BTN mengajukan kepemilikan rumah pertama.
Revisi target
Menurut Mulya, pengetatan aturan LTV kredit properti tak akan berimbas negatif. Sebab ruang penyaluran KPR tetap terbuka lebar. Namun, ia belum bisa memperkirakan berapa persen penurunan pertumbuhan KPR hingga akhir tahun ini dan pada tahun depan. "Bagaimanapun fenomena kenaikan harga properti tetap harus diatur," katanya.
Bagaimana pun, pengetatan aturan LTV dan kenaikan BI rate cukup berimbas negatif bagi BTN. Alhasil, BTN harus merevisi pertumbuhan KPR tahun ini dari 28% menjadi 25%. Tahun depan, BTN memastikan akan menurunkan target pertumbuhan KPR menjadi 18%.
Sepanjang Januari 2013 hingga September 2013, rata-rata penyaluran KPR BTN bertambah Rp 2,5 triliun-Rp 2,7 triliun per bulan. Tapi, "Per Oktober 2013, menurun 30%," kata Evi. Bank Rakyat Indonesia (BRI) harus merevisi target pertumbuhan KPR pada tahun ini.
Awalnya, BRI menargetkan pertumbuhan sebesar 30%. Namun, BRI akhirnya memangkas terget pertumbuhan KPR menjadi 20%. "Tahun depan pertumbuhan KPR kami tak mungkin lebih dari 20%," kata Senior Vice President Divisi Consumer BRI Joice Farida Rosandi.
Berbeda dengan BTN, BRI tak mempersoalkan penurunan pertumbuhan KPR lantaran bukan fokus bisnisnya. Sejak BI rate naik Juni lalu, BRI juga belum menaikkan suku bunga KPR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News