Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia menyampaikan, adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) belum berdampak terhadap lini premi asuransi kendaraan bermotor.
"Pertumbuhan lini asuransi kendaraan bermotor umum dipengaruhi oleh kondisi produksi maupun penjualan kendaraan bermotor, terutama roda 4," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bern Dwyanto kepada kontan.co.id, Jumat (9/9).
Bern menjelaskan, jika hanya faktor kenaikan BBM bersubsidi saja, maka biaya produksi kendaraan bermotor tidak akan naik dan harga jual unit pun tetap normal. Menurutnya, kenaikan biaya produksi baru akan terjadi jika 3 faktor terjadi bersamaan.
Diantaranya faktor kenaikan upah minimum buruh, faktor currency atau melemahnya nilai tukar rupiah dan faktor kenaikan harga BBM. Ketiga faktor inilah yang dapat mempengaruhi biaya produksi.
Baca Juga: Pangsa Pasar Industri Asuransi Umum Masih Didominasi Grup Konglomerasi
Hingga Juni 2022 AAUI juga mencatat premi Asuransi Kendaraan Bermotor sebesar Rp 8,75 triliun, tumbuh 18,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang mencapai Rp 7,40 triliun.
Tren ke depan Bern mengharapkan premi lini asuransi kendaraan bermotor tetap tumbuh positif, estimasi perolehan premi tahun ini meningkat lebih dari 10% dari tahun lalu yang hanya mencapai Rp 15,68 triliun.
Bern menuturkan, dalam menjaga kinerja asuransi kendaraan bermotor di tengah berbagai tantangan global, selain tetap menjaga prudent underwriting, kerjasama yang baik dengan penyedia kendaraan bermotor (dealer & showroom) dan pemberi dana (perusahaan pembiayaan dan perbankan) tetap dijaga dengan baik. Selain itu, tetap memantau perkembangan asuransi kendaraan bermotor dan isu yang terjadi di negara lain.
Sementara itu, CEO PT Asuransi Simas Insurtech Teguh Aria Djana mengatakan, adanya kenaikan BBM dampaknya ada pada penjualan kendaraan bermotor.
"Namun menurut saya hanya sementara karena kenaikan BBM tentunya merupakan hal yang tidak terhindarkan," kata Teguh.
Hingga kini, premi dari lini bisnis asuransi kendaraan bermotor Simas Insurtech sudah mencapai sekitar Rp 30 miliar dan secara tahunan atau year on year (YoY) naik sekitar 40% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Baca Juga: Hati-hati! Suku Bunga Naik Bisa Bikin Klaim Asuransi Kredit Meningkat
"Ke depannya di proyeksikan akan terus meningkat dan juga ada peralihan ke mobil listrik yang mulai masuk ke masyarakat. Target tahun ini premi dari lini bisnis asuransi kendaraan bisa mencapai Rp 50 miliar," Ujar teguh.
Oleh karena itu, dalam menjaga kinerja asuransi kendaraan bermotor di tengah berbagai tantangan global, perusahaan terus menguatkan ekosistem yang ada sekarang ini dan menambah partnersip dengan insurtech co atau market place khususnya yang ada di market kendaraan bermotor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News