kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga komoditas naik, kredit valas bakal terkerek


Jumat, 28 Oktober 2016 / 19:02 WIB
Harga komoditas naik, kredit valas bakal terkerek


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Beberapa bankir memprediksi, membaiknya harga komoditas pada kuartal 3 dan 4 tahun ini bisa membuat peningkatan permintaan kredit valas. Perbaikan harga komoditas bakal semakin mendorong perekonomian, sehingga memicu permintaan kredit terutama valas.

Berdasarkan data laporan keuangan beberapa bank besar sampai September 2016, tercatat beberapa bank BUKU III hampir seluruhnya mengalami penurunan kredit valas. Namun ada beberapa bank BUKU IV yang masih mencatatkan kenaikan kredit valas.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, kredit valas naik sebesar 12,67% yoy menjadi Rp 23,77 triliun. Namun dibandingkan dengan bank besar lain, proporsi kredit valas BCA terhadap total kredit paling kecil yaitu berada diangka 6,16%.

“Kami relatif tidak terlalu suka paparan besar pada kredit valas,” ujar Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA, Kamis (27/10).

PT Bank Mandiri Tbk sampai kuartal 3 2016 juga masih mencatatkan kenaikan kredit valas sebesar 3,64% yoy menjadi Rp 62,5 triliun. Dari sisi nominal, Mandiri merupakan bank di Indonesia yang mempunyai volume paling tinggi dari sisi kredit valas.

Direktur Finance & Treasury Bank Mandiri Pahala N. Mansury beralasan, Mandiri masih memberikan pinjaman valas kepada nasabah yang mempunyai pendapatan dalam dollar. “Kedepannya apakah krediet valas ini akan membaik atau tidak, bank masih akan melihat bagaimana tren kenaikan harga komoditas,” ujar Pahala kepada KONTAN, Jumat (18/10).

Sebagai informasi, porsi kredit valas terhadap total kredit Bank Mandiri tercatat cukup tinggi yaitu sebesar 11,97%. Dengan mayoritas penyaluran di tiga sektor kredit yaitu investasi, modal kerja dan sindikasi.

PT Bank Permata Tbk sampai September 2016, mencatatkan penurunan kredit valas sebesar 31,2% yoy menjadi Rp 19,98 triliun. Padahal, porsi kredit valas terhadap total kredit di Pertama mencapai 18,48%.

Direktur Wholesale Banking Bank Permata Anita Siswadi penurunan kredit valas ini disebabkan karena penurunan eksposure terkait komoditas. “Kami melihat masih akan turun lagi di kuartal 4,” ujar Anita kepada KONTAN, Jumat (28/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×