Reporter: Yudho Winarto | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mengapresiasi langkah pemerintah yang meneruskan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Namun, Hipmi meminta target realisasi KUR 2015 tidak dipangkas. "Mestinya ditingkatkan, atau minimal sama seperti tahun 2014," ujar Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia, dalam rilisnya Rabu (11/3).
Sebagaimana diketahui, tahun ini pemerintah menargetkan hanya akan menyalurkan KUR Rp 20 triliun. Ini turun signifikan dibanding tahun lalu yang sekitar Rp 36 triliun.
Beberapa alasan penurunan tersebut, di antaranya meningkatnya kredit macet (non performing loan/NPL) KUR.
Hipmi mengapresiasi langkah pemerintah menurunkan NPL KUR dengan berencana mengurangi bank penyalur KUR dan menghapus KUR Ritel. Jika selama ini disalurkan melalui tujuh bank nasional dan 26 bank pembangunan daerah (BPD), maka nantinya KUR hanya akan disalurkan tiga bank BUMN. Ketiganya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero), PT Bank Mandiri Tbk (Persero), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero).
Hipmi melihat, naiknya NPL KUR tidak semata-mata faktor kelemahan nasabah KUR mengelola arus kas usaha mikro mereka. Lagi pula, lebih dari 95% nasabah KUR kualitasnya sudah cukup baik.
"Ada faktor banknya juga. Sebab tidak semua bank punya kompetensi dalam mengelola risiko kredit usaha mikro. Jadi, sudah tepat kalau pemerintah mengurangi bank penyalur KUR," papar Bahlil, “Sepertinya, pemerintah ingin KUR dikelola oleh bank yang lebih kompeten mengelola
microfinance. Namun nasabah KUR yang sukses dan bisa mengembalikan pinjamannya itu jauh lebih besar di atas 95%.”
Meski demikian, Hipmi tetap mendorong pemerintah tidak mengerem ekspansi KUR. Pasalnya, peran KUR ini sangat strategis dalam menciptakan pengusaha baru yang mandiri dan siap masuk ke pasar komersial. Selain itu, akses pengusaha pemula ke pembiayaan mikro juga masih sangat kecil.
Bahlil mengatakan, pemangkasan target realisasi KUR semestinya kurang beralasan. Pasalnya, NPL KUR terbesar tidak datang dari segmen KUR mikro.
Sebagaimana diketahui, periode Januari-November 2014, KUR yang disalurkan mencapai Rp 36,6 triliun untuk 2,23 juta debitur. NPL KUR rata-rata sebesar 3,9%. Sebagian besar NPL tersebut berasal dari KUR ritel. "Di mana KUR Ritel ini sebenarnya kebanyakan bukan pengusaha pemula," imbuh Bahlil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News