Reporter: Harris Hadinata, Nova Betriani Sinambela | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - DAVOS. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) terus berupaya mendorong pemberdayaan golongan ultra mikro agar bisa naik kelas. Bank dengan kode saham BBRI ini mendorong pertumbuhan melalui Holding Ultra Mikro.
Sinergi Holding Ultra Mikro, yang beranggotakan BRI, Pegadaian dan PNM, membuahkan kinerja positif. Per Desember 2023, tercatat Holding Ultra Mikro memiliki 37 juta nasabah peminjam yang terintegrasi.
Di samping itu, dengan adanya sinergi Holding Ultra Mikro, PNM mampu menyalurkan pembiayaan senilai Rp 41,57 triliun kepada 15 juta pelaku usaha wanita. Pembiayaan tersebut dilakukan melalui program PNM Mekaar.
BRI mengklaim, apa yang dilakukan PNM ini sama dengan yang dilakukan Grameen Bank, lembaga pembiayaan di Bangladesh penerima hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006. Menurut situs resminya, Grameen Bank secara akumulasi telah menyalurkan pinjaman kepada 10,45 juta orang.
Sama seperti PNM, mayoritas nasabah Grameen Bank adalah kalangan perempuan, mencapai 97%. “Oleh karenanya PNM yang tergabung dalam Holding Ultra Mikro, kini pantas mengklaim dirinya sebagai group lending terbesar di dunia," tegas Sunarso, Direktur Utama BRI, melalui panggilan video ke wartawan dari World Economic Forum (WEF) 2024, Davos, kemarin.
Sunarso memaparkan, ini merupakan wujud upaya pemberdayaan wanita prasejahtera yang dilakukan BRI Group.
Pemberdayaan ultra mikro dan UMKM sejalan dengan salah satu agenda yang diusung WEF 2024, yakni penciptaan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja, alias creating growth and jobs for new era. Sunarso mengungkapkan, ada tiga agenda WEF Davos yang sejalan dengan peran BRI.
Selain agenda menciptakan pertumbuhan dan lapangan kerja, Sunarso menyebut agenda WEF soal penggunaan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) dan soal keberlanjutan terkait perubahan iklim dan energi juga sesuai dengan apa yang dilakukan BRI selama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News