kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Holding ultra mikro diharapkan mampu mendorong UMKM naik kelas


Kamis, 05 Agustus 2021 / 15:41 WIB
Holding ultra mikro diharapkan mampu mendorong UMKM naik kelas
ILUSTRASI. Kredit BRI: Pelayanan kredit di Bank Rakyat Indonesia. KONTAN/Baihaki/30/11/2012


Reporter: Ahmad Febrian, Maizal Walfajri | Editor: Ahmad Febrian

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menilai jika melihat dari besarnya dana kelola holding ini, bisa digunakan untuk mendorong UMKM. Terutama usaha mikro dapat naik kelas pada kemudian hari. 

“Naik kelasnya usaha mikro ke usaha kecil dan ke usaha menengah saya kira secara tidak langsung juga bisa mengisi gap usaha menengah yang proporsinya terhadap total usaha di Indonesia masih relatif kecil. Dengan naik ke kelas menengah ada dampak tidak langsung yang bisa diberikan ke perekonomian,” ucapnya.

Hanya saja, untuk menaikkan kelas usaha mikro ini perlu upaya lain. Holding merupakan salah satu cara. Perlu evitalisasi pada masing-masing institusi agar dapat mengejar target ini. 

Menurut Yusuf, BRI merupakan lembaga bank terbesar yang juga fokus terhadap pembiayaan usaha mikro memiliki potensi perluasan pembiayaan yang lebih besar. Sedangkan Pegadaian dan PNM mempunyai kekhususan peran dan kapasitas masing-masing yang selama ini dijalaninya.

“Pegadaian, kita tahu sebenarnya hadir untuk memberikan likuiditas jangka pendek bagi masyarakat yang membutuhkan, sementara PNM melayani perusahaan yang relatif baru dan belum memiliki akses terhadap perbankan sehingga memerlukan jasa modal ventura,” ujarnya.

Setelah menjadi pemegang saham mayoritas pada Pegadaian dan PNM, BRI bersama-sama akan mengembangkan bisnis melalui pemberian jasa keuangan segmen ultra mikro. Sehingga akan berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan.

Direktur Utama BRI, Sunarso menjelaskan, BRI sudah banyak yang mendapatkan kredit dengan plafon Rp 10 juta ke bawah atau tergolong segmen ultra mikro. Kemudian di Pegadaian rata-rata nominal pinjaman nasabah Rp 4 juta. Adapun di PNM bisa lebih kecil dari itu, yang memang melalui mekanisme group lending.

Jadi ketiga perseroan ini sudah menggeluti ultra mikro. Oleh sebab itu, kehadiran holding dinilai dapat membantu petani dengan pengajuan kredit bernominal di bawah Rp10 juta. “Tapi yang perlu didorong adalah daya jangkau layanan kita, kemudian efisiensi dari sisi kreditur, yang dibina, yang diberikan pinjaman itu yang perlu ditingkatkan (melalui holding),” ujar Sunarso, dalam pernyataan resmi Rabu (4/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×