Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membuka opsi penambahan kantor cabang di luar negeri, namun tidak dalam waktu dekat. Direktur Tresuri dan Internasional BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan pihaknya saat ini masih dalam tahap pengkajian.
Beberapa hal yang tengah menjadi sorotan perseroan antara lain melakukan pengkajian kantor-kantor cabang perseroan di luar negeri yang mencatatkan pertumbuhan positif. Sekaligus mencari peluang di kawasan-kawasan yang berpotensi menjadi nilai tambah bisnis internasional BNI.
Baca Juga: Laba bank melempem di tahun lalu, bagaimana dengan tahun ini?
"Kami punya outlet di Myanmar, kami ingin menangkap bisnis dengan Indochina. Ini yang akan dikaji, apakah perlu dibentuk kantor representatif, dan bisa juga dilihat negara lain entah itu Vietnam atau Kamboja," terangnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (22/1).
Sebagai informasi saja, Indochina merupakan negara-negara di semenanjung Asia Tenggara atau Asia Tenggara daratan. Beberapa negara yang termasuk Indochina antara lain Kamboja, Laos, Vietnam, Thailand dan juga Myanmar.
Bukan tanpa alasan BNI menyasar untuk memperluas cakupan bisnisnya di luar negeri. Pasalnya, pada tahun 2019 lalu bisnis internasional perseroan memang terbukti menunjukkan pertumbuhan paling positif.
Tercatat, kredit yang disalurkan melalui kantor BNI cabang luar negeri tumbuh 9,9% secara year on year (yoy) dari Rp 38,59 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp 42,39 triliun di akhir 2019.
Baca Juga: Bank cilik berjibaku memenuhi aturan modal baru
Kredit tersebut ditopang oleh pendanaan yang bersumber dari dana non konvensional sebesar Rp 21,69 triliun pada 2019 atau tumbuh 35,1% dari tahun 2018 yang mencapai Rp 16,06 triliun.
Sumber pendanaan lain berasal dari dana murah yang dihimpun di kantor cabang luar negeri yang mencapai Rp 5,21 triliun di tahun 2019 atau tumbuh 2,8% secara tahunan.
Pencapaian tersebut diperoleh dari 8 outlet BNI di luar negeri. Kinerja penyaluran kredit dari cabang luar negeri tersebut pun menghasilkan pendapatan bunga sebesar Rp 3,36 triliun atau tumbuh 20,5% yoy.
Baca Juga: Laba BNI naik 2,5% jadi Rp 15,38 triliun di 2019, ini faktornya
Kinerja bisnis kantor-kantor BNI cabang luar negeri ini juga dapat tergambarkan dari pendapatan non bunga atau FBI yang meningkat 105,3% dari Rp 243,67 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp 499,73 miliar pada tahun 2019.
Dus, berkat pencapaian tersebut, kantor cabang BNI luar negeri berhasil mencetak laba sebelum pajak sebesar Rp 1,1 triliun akhir tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News