kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Indef: Kredit bank sulit tumbuh dua digit di semester II


Jumat, 13 Juli 2018 / 14:07 WIB
Indef: Kredit bank sulit tumbuh dua digit di semester II
ILUSTRASI. NILAI TUKAR RUPIAH


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurut laporan uang beredar Bank Indonesia (BI) pada Mei 2018, pertumbuhan kredit mencapai dua digit sebesar 10,2% year on year (yoy). Namun, kondisi ini lebih didorong oleh faktor musiman yang memang di bulan tersebut sektor konsumer pasti meningkat.

Bhima Yudhistira Adhinegara, Ekonom Indef mengatakan, bila melihat data bulan Mei wajar saja kredit tumbuh tinggi. Ditambah lagi dengan adanya beberapa korporasi yang mengajukan kredit modal kerja di akhir semester I 2018.

Namun dia berpendapat, memasuki semester II ini, kredit perbankan kemungkinan akan sulit untuk melaju hingga dua digit. Itu terlihat dari kredit yang belum ditarik bank atau undisbursed loan yang meningkat.

“Itu cerminan bahwa banyaknya pengusaha yang wait and see. Serta tingkat confidence yang masih rendah,” ujar Bhima saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jumat (13/7).

Memang jika melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2018, kredit yang belum ditarik industri perbankan mencapai Rp 1.474 triliun atau naik 2,57% year on year (yoy). Dari kredit yang belum ditarik ini, sebagian besar berbentuk uncommited loan yakni sebanyak 74%. Sementara sisanya 25% berupa commited loan.

Di sisi lain fluktuasi rupiah akan menekan kinerja korporasi, serta itu akan menjadi dorongan Bank Indonesia (BI) untuk kemungkinan menaikkan kembali suku bunga acuan untuk menahan laju pelemahan rupiah.

“Apabila rupiah masih di atas Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat, itu indikasi BI 7 days reverse repo rate akan kembali naik,” ujat Bhima. Tercatat rupiah masih bertengger di level Rp 14.300 serta bunga acuan ada di level 5,25%.

Pertumbuhan kredit tahun lalu tercatat masih single digit sebesar 8,1% yoy. Jadi dirasa di semester II ini pertumbuhan kredit akan sulit capai 10%. “LTV tidak akan langsung mendorong kredit. Perlu jangka panjang. Lagipula kontribusi kredit properti kepada total kredit masih sekitar 10%,” ujar Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×