Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indodana Multi Finance (Indodana Finance) menerapkan sejumlah strategi menekan angka kredit macet untuk layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater. Direktur Indodana Finance Iwan Dewanto mengatakan salah satu strateginya, yakni mengedepankan pendekatan proaktif dalam menjaga kualitas kredit, serta menerapkan sistem credit scoring yang prudent dan selektif.
"Kami juga menerapkan analisis kredit berbasis data yang lebih ketat, meningkatkan sistem pengendalian manajemen risiko yang komprehensif, serta melakukan edukasi kepada pengguna agar lebih bijak dalam memanfaatkan layanan BNPL disesuaikan dengan tingkat kemampuan finansial," ucapnya kepada Kontan, Sabtu (29/3).
Selain itu, Iwan mengatakan Indodana juga memperluas kerja sama dengan merchant terpercaya dan menerapkan notifikasi atau pengingat pembayaran untuk membantu pengguna mengelola cicilan dengan lebih baik.
Baca Juga: Bisnis BNPL Makin Merekah, Pembiayaan Indodana Paylater Tumbuh 60% per Januari 2025
"Dengan langkah-langkah itu, kami optimistis dapat menjaga rasio Non Performing Financing (NPF) tetap terkendali dan memastikan pertumbuhan bisnis dapat berjalan secara sehat dan berkelanjutan," tuturnya.
Lebih lanjut, Iwan mengeklaim bahwa tingkat rasio NPF Indodana Paylater saat ini masih jauh di bawah batas ambang yang ditetapkan OJK di level 5%. Meski masih dalam level aman, dia bilang pihaknya akan terus melakukan pemantauan tingkat NPF secara ketat, serta melakukan evaluasi terhadap kebijakan kredit untuk memastikan keseimbangan antara pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis.
Secara umum, Iwan sempat mengungkapkan segmen pengguna layanan Indodana Paylater cukup beragam, termasuk dari kalangan usia 18-24 tahun, 25-29 tahun, hingga 30-39 tahun.
Baca Juga: Indodana Finance Optimis Layanan PayLater Bakal Terus Tumbuh di 2025
Sementara itu, Iwan mengatakan manajemen keuangan individu yang tak terkelola dengan baik, seperti kurangnya perencanaan keuangan, pengeluaran yang melebihi kapasitas, serta kurangnya pemahaman terhadap kewajiban pembayaran dalam menggunakan layanan paylater, menjadi faktor utama penyumbang kredit macet di layanan paylater Indodana.
"Oleh karena itu, kami akan terus memperkuat melakukan program edukasi keuangan kepada pengguna untuk meningkatkan kesadaran pentingnya pengelolaan keuangan yang sehat dan bertanggungjawab," kata Iwan.
Sebagai informasi, OJK mencatat tingkat NPF gross paylater perusahaan pembiayaan terus merangkak naik dalam beberapa bulan terakhir. NPF gross BNPL perusahaan pembiayaan per Agustus 2024 tercatat sebesar 2,52%, kemudian menjadi 2,6% per September 2024, lalu menjadi 2,76% per Oktober 2024, kembali naik menjadi 2,92% per November 2024, pada akhirnya menyentuh 2,99% per Desember 2024.
Baca Juga: Permintaan Paylater Melonjak Jelang Lebaran, Indodana Finance Perkuat Mitigasi Risiko
Selanjutnya: Turun Harga, Ini Daftar Harga BBM April di Pertamina, Shell, BP & Vivo, Selasa (1/4)
Menarik Dibaca: Daftar Promo Makanan Selama Lebaran 2025: Hokben hingga Pepper Lunch Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News