kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Industri asuransi jiwa mengincar pasar luar Jawa


Kamis, 13 Maret 2014 / 09:57 WIB
Industri asuransi jiwa mengincar pasar luar Jawa
ILUSTRASI. Warga menggunakan payung saat hujan mengguyur Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Jakarta, Kamis (13/8/2020). Prakiraan cuaca DKI Jakarta Senin (24/10) berpotensi hujan ringan disertai petir. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Industri asuransi tidak ingin menyia-nyiakan besarnya pasar Indonesia. Industri ini berupaya meningkatkan penetrasi pasar, yang hingga kini tercatat baru mencapai angka 1,8% Salah satu caranya, merambah pasar di luar pulau Jawa.

Selama ini perusahaan asuransi lebih banyak bermain di Jawa khususnya di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Kenaikan pendapatan per kapita masyarakat di luar Jawa dan semakin sadarnya masyarakat akan perlindungan kesehatan, mulai membuka mata beberapa perusahaan asuransi.

Lirik saja Asuransi Jiwasraya yang sebagian besar kantor cabangnya sudah nongkrong di luar Jawa. Direktur Pemasaran Jiwasraya, De Yong Adrian, menjelaskan dari 88 kantor cabang di seluruh Indonesia, ada 60 kantor yang berada di luar Jawa dan wilayah Indonesia Timur.

Ia optimistis, pertumbuhan premi di luar Jawa tahun ini bisa mencapai 30%. Untuk itu, Jiwasraya akan menambah jumlah agen di luar Jawa dan mengembangkan kerjasama dengan koperasi, dan Credit Union. "Kerjasamanya termasuk mengembangkan jaringan sehingga penjual bertambah dan akses pasar bisa diperbesar," kata Adrian, kepada KONTAN, Rabu (12/3).

Di Jiwasraya, kontribusi pendapatan premi dari Jawa sebesar 60%, sisanya luar Jawa, dari total pendapatan yang sebesar Rp 5,7 triliun. Sedangkan dari portofolio secara keseluruhan, produk tradisional menyumbang hingga 70% dan unitlink 30%.

Asuransi Cigna Indonesia juga mulai tertarik menggarap pasar di luar Jawa. Sejak tahun lalu, perusahaan mulai memasarkan produk melalui sistem telemarketing hingga ke Papua. Berdasarkan pengalaman, ketika berjualan di Jakarta dan beberapa kota besar lain di Jawa, hanya sedikit orang yang mau membeli. "Dibandingkan di luar Jawa, seperti Sumatera, ketika berjualan melalui terlemarketing, hasilnya jauh lebih besar," ujar Chief Marketing Officer, Cigna Indonesia, Reginald Josiah Hamdani.

Bisnis Cigna Indonesia di luar Jawa terus bertumbuh. Kontribusi dari Jawa antara 58% - 60%, sisanya luar Jawa. Pertumbuhan komposisi bisnis di luar Jawa terus meningkat hingga double digit.

Dari sisi produk sendiri, kebanyakan nasabah Cigna lebih tertarik produk terkait perawatan kesehatan dan asuransi kecelakaan. "Sekitar 60% dari rawat inap dan antara 25%-30% berasal dari produk kecelakaan secara nasional. Produk yang diminati di luar Jawa mirip-mirip seperti itu," kata Regi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×