kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.869   11,00   0,07%
  • IDX 7.280   84,53   1,17%
  • KOMPAS100 1.120   15,61   1,41%
  • LQ45 891   13,65   1,56%
  • ISSI 223   2,02   0,92%
  • IDX30 455   6,79   1,51%
  • IDXHIDIV20 549   8,70   1,61%
  • IDX80 129   1,57   1,24%
  • IDXV30 136   1,63   1,21%
  • IDXQ30 152   2,49   1,67%

Industri Fintech Diprediksi Tumbuh Positif hingga Akhir 2024, Cermati Penyebabnya


Jumat, 08 November 2024 / 22:40 WIB
Industri Fintech Diprediksi Tumbuh Positif hingga Akhir 2024, Cermati Penyebabnya
ILUSTRASI. Pengguna sosial media mengamati iklan platform pinjaman online alias pinjol di Tangerang Selatan, Minggu (24/9/2023). Perusahaan fintech mencatatkan kinerja positif tercermin dari penyaluran pembiayaan yang terus tumbuh dan Non Performing Financing (NPF) aman.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana, Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan fintech baik yang memiliki ekosistem maupun tidak, tetap mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini tercermin dari penyaluran pembiayaan yang masih terus tumbuh dan Non Performing Financing (NPF) berada dalam kondisi aman. 

Salah satunya seperti, PT Teknologi Merlin Sejahtera (UKU) mencatatkan kinerja yang positif perusahaan hingga Oktober 2024. Hal ini terlihat dari penyaluran pembiayaan yang stabil, di mana TKB90 mencapai sebesar 98% pada Oktober 2024. 

CEO UKU Tony Jackson mengatakan, pihaknya terus menjaga stabilitas penyaluran pinjaman, kemudian memastikan NPL tetap terkendali, dan komunikasi aktif dengan pelanggan. 

Baca Juga: Kinerja Perusahaan Fintech dalam Tren Positif, Cermati Pendorongnya

“Kami memanfaatkan analisis kontrol risiko berbasis big data dan aktif mengedukasi pengguna UKU agar dapat mengelola keuangan secara bertanggung jawab dan membayar tagihan tepat waktu demi kesejahteraan finansial mereka,” kata Tony kepada Kontan, Jumat (9/11).

Selaras dengan hal ini, Chief Executive Officer LinkAja Yogi Rizkian Bahar juga mengungkapkan bahwa kinerja perusahaan tumbuh positif hingga Oktober 2024. Untuk itu, sampai dengan akhir tahun, perusahaan optimistis menargetkan peningkatan transaksi secara keseluruhan lebih dari 50%. 

Adapun secara bulanan, pada Agustus hingga September 2024, LinkAja mencatatkan persentase pertumbuhan transaksi QRIS sebesar hampir 5%. 

“Tentunya dengan menghadirkan berbagai program dan pengalaman pelanggan yang lebih efisien agar seluruh pengguna semakin mudah dan nyaman mengutilisasi platform LinkAja,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (5/11).

Baca Juga: Akseleran Menilai Faktor Ini Bisa Membuat TWP90 Industri Fintech Lending Naik

Yogi bilang, peningkatan ini diharapkan dapat bertumbuh sejalan dengan kebutuhan pembayaran transaksi digital yang terus meningkat setiap tahunnya. Dalam mendongkrak transaksi QRIS di platform LinkAja, LinkAja akan berfokus pada model bisnis dua sisi B2B2C. 

Di sisi B2B, perusahaan berfokus pada end to-end value chain dari sisi tradisional maupun digital, sementara di sisi B2C, perusahaan mengutakan low-cost user acquisition dan retention. 

“Ekosistem BUMN akan tetap menjadi key competitive advantage LinkAja sebagai solusi keuangan digital yang mendukung pengembangan infrastuktur pembayaran bersama dengan berbagai lini bisnis BUMN, termasuk meneruskan inisiatif layanan disbursement insentif dan platform penukaran poin loyalitas di dalam lingkup perusahaan BUMN,” tururnya.

Dengan mengoptimalkan strategi ini, LinkAja optimistis dapat terus melanjutkan perkembangan usaha yang lebih sehat dan berkelanjutan dengan persentase perbaikan yang baik antara jumlah pengguna aktif dengan nilai transaksi yang dilakukan.

Sementara itu, perusagaab fintech yang memiliki ekosistem sangat besar, GoTo Financial, unit bisnis financial technology (fintech) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga berhasil mencetak pertumbuhan yang signifikan selama periode Januari-September 2024. 

Per September 2024, nilai penyaluran pinjaman konsumen fintech GOTO yang berasa dari Buy Now Pay Later (BNPL) dan pinjaman tunai mencapai Rp 4,3 triliun. Ini naik tiga kali lipat dari periode yang sama di 2023 sebesar Rp 1,4 triliun. 

Sebanyak 45% dari jumlah pinjaman yang disalurkan berasal dari pengguna e-commerce, kemudian 40% dari pengguna layanan on-demand, dan sisanya dari pengguna aplikasi GoPay. Adapun pendapatan dari jasa pinjaman tumbuh signifikan sebesar 527% YoY. 

Baca Juga: Pembiayaan Modal Ventura Terus Anjlok Sepanjang 2024, Ini Penyebabnya

Bisnis pinjaman fintech GOTO ini juga merupakan kolaborasi dengan entitas asosiasinya, yaitu PT Bank Jago Tbk (ARTO). Adapun sebanyak 80% pinjaman tersebut didanai Bank Jago. 

Head of Corporate Affairs GoTo Financial, Audrey P Petriny menyebutkan bahwa pendapatan bruto juga tumbuh 34% YoY menjadi Rp 4,7 triliun dan EBITDA Grup yang disesuaikan berbalik positif dengan menyentuh angka tertinggi barunya Rp 137 miliar. 

Sedangkan untuk NPF gross BNPL perusahaan pembiayaan juga dalam kondisi terjaga, yakni berada di posisi 2,6% per September 2024. Angka itu mencatatkan kenaikan, jika dibandingkan posisi per Agustus 2024 yang sebesar 2,52%.

Baca Juga: Piutang Pembiayaan Multifinance Kendaraan Bermotor Rp 408,7 Triliun di September 2024

“Kinerja GoTo yang kuat ini ditopang oleh pertumbuhan pengguna bulanan (Monthly Transacting Users) yang mencapai 21% YoY di seluruh ekosistem GoTo,” kata Audrey kepada Kontan.co.id, Jumat (8/11). 

Tak hanya itu, Audrey menilai, performa kinerja yang baik ini juga didorong antara lain oleh pertumbuhan transaksi dan pengguna aktif di platform e-commerce dan aplikasi Gojek dan GoPay.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×