kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Industri Fintech Lending Merugi Sejak Awal 2024, Apa yang Terjadi?


Jumat, 03 Mei 2024 / 16:23 WIB
Industri Fintech Lending Merugi Sejak Awal 2024, Apa yang Terjadi?
ILUSTRASI. Peer to Peer Lending.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri fintech peer to peer (P2P) lending mengalami kerugian per Februari 2024 sebesar Rp 97,56 miliar. 

Adapun kondisi itu berbanding terbalik dengan Februari 2023, industri fintech P2P lending tercatat meraih laba Rp 98,25 miliar. Jika menelaah berdasarkan data OJK, kerugian mulai dialami industri fintech P2P lending per Januari 2024. Adapun sepanjang tahun lalu, industri fintech P2P lending selalu mencatatkan laba.

Mengenai hal itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) membeberkan 3 faktor yang menyebabkan kondisi tersebut bisa terjadi. Direktur Eksekutif AFPI Yasmine Meylia Sembiring menerangkan faktor yang pertama, yakni adanya aturan baru terkait penurunan bunga yang dimulai pada Januari 2024.

"Diketahui akhir tahun lalu sekitar Oktober, OJK mengeluarkan SEOJK baru (Nomor 19/SEOJK.06/2023) mengenai penurunan bunga, yakni konsumtif menjadi 0,3% dari 0,4% dan produktif menjadi 0,1%. Jadi, itu bisa menggambarkan kondisi, biasanya growth-nya tinggi dan kali ini berkurang karena manfaat ekonomi," katanya dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan, Senin (29/4).

Baca Juga: Laba Anjlok 41,37% pada 2023, Ini Penjelasan Akulaku Finance Indonesia

Selain itu, Yasmine bilang aturan repayment capacity juga menjadi salah satu faktor. Dia bilang fintech lending harus menerapkan aturan baru itu pada tahun ini. Adapun jumlah maksimum yang boleh dipinjam borrower hanya 50% dari penghasilan.

Yasmine menerangkan faktor lainnya, yaitu aturan baru tentang borrower yang hanya bisa meminjam ke 3 platform fintech lending saja. 

"Jadi, ruang tumbuh juga terhambat. Tiga faktor itu yang berpengaruh," ungkapnya.

Meskipun demikian, Yasmin meyakini kondisi tersebut hanya dialami sementara saja oleh industri fintech lending. Dia juga optimistis nantinya platform fintech lending pasti bisa memperbesar portofolionya lagi dengan strategi masing-masing dan membalikkan keadaan.

Sementara itu, fintech peer to peer lending Modalku menyampaikan perusahaan belum mencatatkan laba. Meskipun demikian, Country Head Modalku Indonesia Arthur Adisusanto mengatakan pihaknya optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan yang positif tahun ini.

"Walaupun belum mencatatkan laba, profitabilitas tetap menjadi fokus utama kami dan optimis akan mencatat pertumbuhan yang positif," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (2/5).

Arthur tak memungkiri 2023 merupakan tahun yang cukup menantang untuk Modalku. Dia bilang pihaknya akan tetap menerapkan penyaluran dana yang selektif kepada UMKM dengan potensi bertumbuh yang positif, disertai dengan penilaian kredit yang komprehensif untuk menjaga portofolio pendanaan tetap sehat.

Arthur juga menyampaikan Modalku tetap berkomitmen untuk memperkuat fondasi dan strategi bisnis pada tahun ini. Dia menyebut tidak hanya dari sisi pengembangan alternatif produk yang dibutuhkan bagi UMKM, tetapi juga dengan mengelola alokasi pengeluaran perusahaan dengan bijaksana demi efisiensi yang maksimal. 

Baca Juga: Industri Fintech Lending Catatkan Rugi, Modalku Beberkan Kondisi Perusahaan

"Selain itu, kami juga menitikberatkan pada kesehatan keuangan perusahaan serta investasi dalam teknologi dan pengembangan sumber daya manusia," katanya.

Sepanjang 2023, Arthur menambahkan Modalku berhasil menekan beban operasional perusahaan sehingga bisa turun sekitar 31%, jika dibandingkan 2022.  Hingga saat ini, dia mengatakan Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan melebihi Rp 59 triliun kepada lebih dari 5,1 juta transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Adapun fintech lending Maucash mengklaim perusahaan mencatatkan kondisi dan perkembangan yang stabil di tengah industri yang mengalami rugi. Dengan kondisi tersebut, Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan menyatakan pihaknya terus berusaha untuk bisa mengupayakan performance yang lebih baik lagi pada tahun ini.

"Perusahaan saat ini sudah dalam koridor dan jalan yang tepat untuk mewujudkan target yang sudah ditetapkan tahun ini. Kami berharap agar kondisi tersebut dapat terus dipertahankan dan bisa membuahkan hasil yang baik pada tahun ini maupun tahun-tahun berikutnya," katanya kepada Kontan, Kamis (2/5).



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×