Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan multifinance melaporkan penurunan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) per Maret 2025.
Mandala Finance mencatatkan rasio BOPO sebesar 76,5% per Maret 2025, sedikit meningkat pasca Lebaran namun masih dalam batas ideal. Managing Director Mandala Finance, Christel Lasmana menjelaskan, perusahaan tetap mengedepankan efisiensi operasional sebagai prioritas utama.
“Beban operasional kami masih terkelola dengan ideal untuk menjaga rentabilitas dan profitabilitas,” ujar Christel kepada Kontan, Kamis (10/4).
Christel mengatakan, Mandala menjalankan berbagai strategi, mulai dari adopsi teknologi digital untuk menyederhanakan proses bisnis, penguatan manajemen risiko melalui pengendalian Non-Performing Financing (NPF), hingga penerapan prinsip kehati-hatian dalam seleksi pembiayaan.
Baca Juga: Catat Penurunan 13,15%, CNAF Optimistis Jaga BOPO di Bawah 70% di 2025
“Strategi-strategi ini tidak hanya diarahkan untuk menjawab tekanan jangka pendek, tetapi juga demi menjaga keberlanjutan bisnis di masa mendatang,” katanya.
Hal senada juga dilakukan oleh Mandiri Utama Finance (MUF) yang mencatat BOPO masih terkendali dan sesuai dengan Rencana Bisnis Tahunan (RBT) 2025, meski secara year-on-year mengalami kenaikan.
Elisabeth Lidya Sirait, Head of Corporate Secretary & Legal MUF, menyebutkan bahwa MUF mengandalkan optimalisasi platform digital seperti MOAS dan mufapp, serta otomatisasi proses internal untuk menekan biaya dan meningkatkan efisiensi layanan.
“Tantangan utama kami adalah fluktuasi biaya operasional yang berkaitan dengan ekspansi dan kebutuhan inovasi digital,” ujar Elisabeth kepada Kontan, Rabu (9/4).
Sementara itu, CNAF mencatat capaian yang lebih menonjol. Hingga Maret 2025, rasio BOPO perusahaan turun signifikan menjadi 62,09%, dari sebelumnya 72,23% pada periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, menyebut penurunan ini sebagai hasil dari peningkatan produktivitas dan penyederhanaan proses bisnis melalui digitalisasi.
Baca Juga: Risiko NPF Multifinance Diprediksi Naik Usai Lebaran, Pelaku Industri Siaga!
“Kami menerapkan pendekatan smart spending, memperluas digitalisasi, dan menekan cost of fund lewat sumber pendanaan yang lebih murah,” ujar Ristiawan kepada Kontan, Selasa (8/4).
Walaupun demikian, CNAF tetap waspada terhadap risiko eksternal seperti ketidakpastian makroekonomi dan fluktuasi suku bunga yang bisa berdampak pada beban bunga dan biaya operasional.
Meski menghadapi tantangan serupa, CNAF optimistis dapat menjaga rasio BOPO di bawah 70% sepanjang 2025 sebagai bagian dari komitmen mempertahankan kinerja keuangan yang sehat.
Sebagai informasi, sepanjang 2024 tren BOPO justru menunjukkan kecenderungan meningkat. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, BOPO industri multifinance naik dari 76,89% pada akhir 2023 menjadi 79,36% per Desember 2024.
Baca Juga: Menilik Kinerja Penyaluran Pembiayaan Sejumlah Multifinance pada Kuartal I-2025
Selanjutnya: Mayoritas Aset Kripto Menguat Usai Trump Tunda Tarif Impor
Menarik Dibaca: Anak Insomnia? Ikuti 3 Cara Ini untuk Mengatasi Insomnia ya Moms
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News