kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Industri perbankan dihantui potensi lonjakan NPL


Rabu, 28 April 2021 / 17:07 WIB
Industri perbankan dihantui potensi lonjakan NPL
ILUSTRASI. Nasabah mengantre dengan saling menjaga jarak di kantor cabang Bank Mandiri, Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (26/4/2021). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

Meskipun restrukturisasi Covid-19 sudah ada yang turun ke NPL, namun rasio kredit bermasalah BNI secara bank only per Maret 2021 mengalami perbaikan  ke 4,1% dari 4,3% pada Desember 2020. David menjelaskan, penurunan NPL ini karena adanya hapus buku kredit sebesar Rp 2,5 triliun pada kuartal I. Sedangkan NPL baru hanya mencapai Rp 1,9 triliun.

Untuk mengantisipasi risiko kredit, BNI akan melakukan  penambahan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) untuk antisipasi. Per Maret, perseroan telah menyiapkan pencadangan 200% atau naik dari 182,4% pada akhir tahun lalu. Selain itu, hapus buku akan terus dilakukan. "Secara nilai, total NPL sampai akhir tahun diperkirakan akan turun Rp 1 triliun," kata David.

Sementara outstanding restrukturisasi Covid-19 di BTN  per Maret mencapai Rp 58,9 triliun, naik dari Rp 54,7 triliun pada Desember 2020. Itu terdiri dari 34% KPR non subsidi, 32% KPR subsidi, 17% segmen konstruksi dan komersial, dan 6% korporasi. Sekitar 5%-6% diproyeksi berpotensi turun ke NPL terutama yang berasal dari debitur yang saat ini masih tidak bekerja atau sudah dilakukan PHK.

Baca Juga: OJK minta perusahaan asuransi hati-hati memberikan jaminan investasi

Direktur Wholesale Risk and Asset Management BTN Elisabeth Novie Riswanti mengatakan, pihaknya sangat fokus untuk memperbaiki kualitas kredit guna menekan NPL ke level 3,64%. “Kami terus berupaya memperbaiki kualitas kredit dengan mengoptimalkan penagihan, mempercepat penjualan aset, termasuk bekerja sama dengan perusahaan manajemen aset,” katanya.

Rasio NPL gross BTN mengalami penurunan seiring dengan pertumbuhan kreditnya. Per Maret 2021, NPL-nya mencapai Rp 11,1 triliun atau 4,25%. Sementara pada akhir tahun lalu mencapai Rp 11,3 triliun atau dengan rasio 4,37%.  Bank BTN juga tetap memupuk CKPN menjadi sebesar 115,93% per Maret 2021 atau naik 115,02% dari akhir tahun lalu. 

Adapun BCA mencatatkan restrukturisasi kredit secara bank only sebesar Rp 99,1triliun per Maret atau meningkat dari 97,5 triliun pada akhir tahun lalu. Berdasarkan materi presentasi paparan kinerja BCA, sebanyak Rp 86,7 triliun diantaranya masuk dalam kategori lancar, lalu Rp 7,5 triliun dalam perhatian khusus, dan sebesar Rp 4,8 sudah jadi NPL.

NPL bank mengalami kenaikan meski sangat tipis. Per Maret, BCA membukukan kredit bermasalah Rp 10,5 triliun atau 1,83% terhadap total kreditnya, naik dari Desember 2020 sebesar Rp 10,31 triliun atau 1,79%.  BCA telah meningkatkan pencadangan dengan coverage ratio sebesar 280,8%  dari 260,9% pada Desember 2020.

Selanjutnya: Kembangkan aplikasi, OJK pantau pergerakan investasi di asuransi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×